Pertamina Tanggapi Dugaan Pertamax Bermasalah di Samarinda, Investigasi Masih Berlangsung

Dugaan Pertamax bermasalah di Kota Samarinda. (Foto: Istimewa)

Samarinda, Kaltimetam.id – Sejumlah pemilik kendaraan di Samarinda mengeluhkan masalah pada mesin kendaraan mereka setelah mengisi bahan bakar jenis Pertamax di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Beberapa pengguna melaporkan mesin kendaraan terasa berat, mengalami brebet, hingga mogok setelah menggunakan bahan bakar tersebut.

Keluhan ini ramai diperbincangkan di media sosial, di mana banyak warga Samarinda berbagi pengalaman serupa. Kondisi ini juga berdampak pada bengkel-bengkel di kota tersebut yang mengalami lonjakan pelanggan akibat banyaknya kendaraan yang mengalami kerusakan serupa.

Salah satu pemilik bengkel di Jalan Bung Tomo Samarinda Seberang, Kiki, mengungkapkan bahwa dalam beberapa hari terakhir ia menerima banyak pelanggan yang mengalami permasalahan setelah mengisi BBM di SPBU tertentu.

“Kemarin sekitar tanggal 27 dan 28 Maret ada sekitar empat pelanggan yang datang mengeluh motor mereka brebet setelah mengisi bensin. Lalu pada 29 hingga hari ini semakin banyak kendaraan mengalami hal serupa. Bahkan ada teman saya sendiri yang kena, padahal motornya baru sebulan keluar dari dealer tapi sudah mati-mati,” ungkap Kiki.

Ia juga menemukan kondisi filter bensin yang sangat kotor pada beberapa kendaraan yang masih tergolong baru. Hal ini mengindikasikan adanya kemungkinan pencemaran atau kandungan zat asing dalam bahan bakar yang digunakan.

Menurut Kiki, rata-rata biaya perbaikan kendaraan yang mengalami masalah ini berkisar Rp 400.000 per unit. Biaya tersebut cukup memberatkan masyarakat, terutama menjelang Hari Raya Idulfitri yang tinggal beberapa hari lagi.

Menanggapi laporan yang berkembang, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun, menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan investigasi sejak awal laporan muncul.

“Setelah kami telusuri, investigasi kami mulai dari depot penyimpanan, kemudian distribusi melalui mobil tangki hingga sampai di SPBU. Hasil pengecekan awal menunjukkan bahwa semua proses tersebut sesuai dengan spesifikasi yang berlaku,” ujar Edi.

Namun, Pertamina tetap melanjutkan investigasi lebih lanjut dengan mengambil sampel BBM dari SPBU yang diduga bermasalah untuk diuji di laboratorium.

“Saat ini kami sedang menunggu hasil uji laboratorium dari sampel yang telah diambil. Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah ada indikasi pencampuran atau kontaminasi yang menyebabkan kendaraan mengalami masalah,” tambahnya.

Selain melakukan pengecekan terhadap kualitas BBM, Pertamina juga mengkaji faktor lain yang mungkin menjadi penyebab utama gangguan pada kendaraan pelanggan.

“Kami telah melakukan pengecekan terhadap jumlah kendaraan yang mengisi BBM di SPBU terkait. Dari ratusan motor dan mobil yang mengisi, hanya sebagian kecil yang melaporkan mengalami masalah. Ini yang sedang kami dalami, apakah ada faktor lain yang mempengaruhi,” ungkapnya.

Salah satu faktor yang sedang ditelusuri adalah kemungkinan adanya pencampuran bahan bakar dari sumber lain sebelum kendaraan mengisi di SPBU resmi.

“Kami tidak menutup kemungkinan bahwa kendaraan sebelumnya telah mengisi dari sumber lain, seperti eceran, sebelum masuk ke SPBU resmi. Hal ini bisa saja mempengaruhi kinerja mesin kendaraan,” jelasnya.

Sebagai langkah antisipasi, Pertamina telah meminta seluruh SPBU di Samarinda untuk lebih ketat dalam mengawasi kualitas BBM yang mereka terima dari depo.

“Kami telah meminta SPBU untuk menyediakan sampel BBM yang baru dikirim agar bisa dibandingkan dengan yang ada di tangki pelanggan. Dengan begitu, masyarakat bisa melihat sendiri apakah ada perbedaan warna atau kejernihan bahan bakar,” katanya.

Langkah ini diambil untuk memastikan transparansi dalam distribusi BBM serta memberikan kepastian kepada masyarakat bahwa bahan bakar yang mereka gunakan sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan.

Pertamina juga membuka layanan pengaduan bagi masyarakat yang merasa kendaraannya mengalami masalah setelah mengisi BBM.

“Kami siap menerima pengaduan dengan menyertakan bukti seperti nota pembelian dan sampel bahan bakar dari tangki kendaraan. Ini penting untuk memastikan setiap keluhan dapat ditindaklanjuti dengan baik,” lanjutnya.

Hingga saat ini, investigasi masih berlangsung, dan Pertamina berjanji akan terus memberikan informasi terbaru kepada masyarakat terkait perkembangan kasus ini.

Dengan masih berlangsungnya penyelidikan, Pertamina mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak langsung percaya pada informasi yang belum terverifikasi di media sosial.

“Kami memahami keresahan masyarakat dan sedang bekerja maksimal untuk menyelesaikan masalah ini. Kami juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk aparat penegak hukum, untuk memastikan distribusi BBM tetap aman dan sesuai standar,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id