Menteri Kebudayaan Fadli Zon Dorong Pelibatan Sejarawan Lokal Demi Majukan Kebudayaan Kaltim

Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon saat berkeliling di perpustakaan Gedung Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV di Samarinda Seberang (Foto: Ree/Kaltimetam.id)

Kaltim, Kaltimetam.id – Komitmen terhadap pelestarian kekayaan sejarah dan budaya Kalimantan Timur (Kaltim) kembali ditegaskan oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, saat meresmikan Gedung Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIV di Samarinda Seberang, Jumat (30/5/2025).

Ia menyampaikan pentingnya menghadirkan peran sejarawan lokal dalam merawat peninggalan masa lalu yang tersebar di Bumi Etam. Fadli menilai, kontribusi para ahli sejarah dari daerah sangat krusial dalam menjaga autentisitas narasi budaya dan peninggalan bersejarah.

“Pelibatan sejarawan daerah sangat penting, terutama ketika kita ingin menyusun sejarah yang benar dan membentuk karya budaya berbasis lokalitas,” ujarnya.

Gedung baru yang terletak di Jalan HAM Rifaddin ini dikonsep sebagai pusat aktivitas kebudayaan. Di dalamnya tersedia beragam fasilitas seperti ruang pertemuan, perpustakaan, ruang pamer, laboratorium, hingga studio mini, yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan kreatif berbasis sejarah dan budaya.

Menurut Fadli, bangunan tersebut bukan sekadar ruang penyimpanan artefak, namun juga ruang hidup untuk menghidupkan kembali seni budaya, mulai dari seni rupa, wastra, musik, hingga film. Ia berharap keberadaan fasilitas ini akan memicu peningkatan Indeks Pembangunan Kebudayaan Kaltim secara signifikan.

“Kalimantan Timur menyimpan kekayaan luar biasa, baik dari masa prasejarah hingga kejayaan kerajaan-kerajaan Nusantara awal. Tapi sejauh ini, pemanfaatannya masih bisa didorong lebih optimal,” ucapnya.

Ia menyebut beberapa contoh potensi tersebut, seperti kompleks gua purba Sangkulirang dengan sekitar 2.500 lukisan dinding, serta peninggalan kerajaan Kutai Mulawarman dan Kutai Kartanegara yang menjadi tonggak sejarah Indonesia.

Fadli juga mendorong pendekatan baru dalam mengenalkan budaya lokal. Menurutnya, narasi sejarah dapat ditransformasikan ke dalam medium kontemporer seperti teater, tari, seni lukis, bahkan film dokumenter atau panjang.

“Kita perlu membangun ekspresi baru yang mampu menjangkau generasi muda dan memperkuat identitas daerah,” tambahnya.

Pemerintah daerah pun diminta untuk lebih aktif dalam mengelola aset-aset kebudayaan, seperti taman budaya dan museum, agar benar-benar hidup dan menjadi pusat interaksi masyarakat dengan warisan budaya mereka.

“Peran daerah penting untuk memastikan keberlanjutan pelestarian budaya. Kita butuh sinergi antara pusat dan daerah,” tegas Fadli.

Dalam kunjungannya ke Samarinda, Fadli juga sempat menyusuri koleksi buku-buku sejarah Kalti. yang tersedia di perpustakaan Balai, sebagai bentuk dukungan terhadap penguatan literasi budaya di wilayah ini. (REE)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id