Deteksi Dini Depresi pada Remaja, Dokter RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda Berikan Edukasi Penting

Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur. (Foto: Istimewa)

Samarinda, Kaltimetam.id – Depresi pada remaja menjadi salah satu tantangan terbesar dalam dunia kesehatan mental saat ini. Kondisi ini sering kali tidak disadari, baik oleh remaja itu sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

Dokter dari Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam Samarinda, Kalimantan Timur, Citra Rahmadani menyampaikan pentingnya pemahaman yang lebih mendalam terkait gejala, penyebab, dan langkah penanganan depresi pada remaja.

“Depresi bukan sekadar perasaan sedih biasa. Ini adalah gangguan yang membutuhkan perhatian serius, terutama pada usia remaja yang merupakan fase penting dalam perkembangan seseorang,” ujarnya.

Citra mengungkapkan, ada tiga gejala utama depresi yang sering dialami remaja, yakni:

1. Kesedihan mendalam yang berlangsung terus-menerus.

2. ⁠Kehilangan minat atau kesenangan dalam aktivitas sehari-hari.

3. ⁠Kelelahan atau kurang energi, meski tidak melakukan aktivitas berat.

Gejala tersebut sering kali disertai dengan tanda-tanda tambahan, seperti perubahan pola tidur (insomnia atau tidur berlebihan), penurunan nafsu makan, sulit berkonsentrasi, hingga munculnya pikiran tentang kematian atau bunuh diri.

“Gejala tambahan ini kerap kali diabaikan oleh remaja maupun orang tua karena dianggap sebagai bagian dari proses tumbuh kembang. Padahal, jika dibiarkan, depresi dapat memburuk dan berdampak jangka panjang,” tegasnya.

Lebih lanjut, Citra juga menjelaskan penyebab depresi pada remaja sangat kompleks. Stres akibat tekanan akademik, konflik keluarga, atau masalah pergaulan menjadi faktor utama. Selain itu, faktor genetik juga dapat meningkatkan risiko.

“Remaja dengan riwayat keluarga yang memiliki gangguan mental lebih rentan mengalami depresi. Selain itu, lingkungan yang kurang mendukung, seperti perundungan di sekolah atau ketidakmampuan dalam mengelola tekanan hidup, juga berkontribusi besar,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa peran keluarga sangat penting untuk mencegah dan mengatasi depresi. Orang tua diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang hangat dan terbuka, sehingga anak merasa nyaman untuk berbagi cerita atau masalah yang mereka hadapi.

Ia juga mengatakan bahwa perubahan perilaku sering menjadi tanda awal adanya masalah kesehatan mental pada remaja. Misalnya, anak yang biasanya ceria tiba-tiba menjadi pendiam, sering membolos sekolah, atau mengeluh sakit tanpa alasan jelas.

“Orang tua harus lebih peka terhadap tanda-tanda ini. Jangan ragu untuk berdiskusi secara terbuka dengan anak dan segera mencari bantuan profesional jika diperlukan,” katanya.

Ia juga menekankan bahwa stigma terhadap gangguan mental harus dihilangkan. Menurutnya, masih banyak orang tua yang merasa malu membawa anak mereka ke psikolog atau psikiater karena takut dianggap lemah.

“Padahal, mencari bantuan adalah langkah yang tepat dan menunjukkan bahwa kita peduli terhadap kesehatan anak,” imbuhnya.

Untuk mengatasi depresi pada remaja, Citra menyarankan beberapa langkah penting:

1. Konsultasi dengan profesional, seperti psikolog atau psikiater, untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.

2. ⁠Terapi psikologis, seperti terapi kognitif perilaku (CBT), yang membantu remaja mengubah pola pikir negatif menjadi lebih positif.

3. ⁠Dukungan dari keluarga dan teman, yang sangat penting untuk mempercepat proses pemulihan.

4. ⁠Gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, olahraga rutin, dan cukup tidur.

“Langkah-langkah ini sangat efektif jika dilakukan dengan konsisten. Jangan menunggu hingga gejala semakin parah, karena penanganan dini akan memberikan hasil yang lebih baik,” ucapnya.

Terakhir, Citra mengajak masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental. Ia menekankan bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik dan tidak boleh diabaikan.

“Semua orang berhak untuk hidup sehat, baik secara fisik maupun mental. Jangan pernah merasa malu untuk mencari bantuan. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat membantu remaja menghadapi depresi dan meraih masa depan yang cerah,” tutup Citra. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id