Keterbatasan Sopir, Ambulans Puskesmas Sungai Siring Lumpuh Saat Darurat

Layanan Ambulance Puskesmas Sungai Siring yang tidak ada drivernya. (Foto: istimewa)

Samarinda, Kaltimetam.id – Layanan darurat kesehatan di wilayah Sungai Siring, Kota Samarinda, menjadi sorotan setelah sejumlah kendala operasional ambulans di Puskesmas Sungai Siring terungkap ke publik. Minimnya sopir yang tersedia, keterbatasan anggaran, hingga persoalan kewenangan membuat respons terhadap kejadian darurat menjadi sangat terbatas. Kondisi ini dianggap rawan membahayakan keselamatan jiwa masyarakat, khususnya di wilayah yang jauh dari pusat layanan kesehatan kota.

Permasalahan ini pertama kali mencuat setelah relawan kemanusiaan dari Info Taruna Samarinda (ITS) menyampaikan laporan berdasarkan informasi langsung dari staf Puskesmas Sungai Siring.

Ketua ITS, Joko Iswanto, mengatakan bahwa saat ini hanya ada satu orang sopir ambulans di puskesmas tersebut. Parahnya, sopir itu tidak bertugas penuh selama 24 jam.

“Faktanya, ambulans tidak bisa digunakan setiap waktu karena sopir hanya satu dan tidak standby 24 jam. Padahal, kondisi darurat bisa terjadi kapan saja, termasuk malam hari. Ini sangat memprihatinkan,” ujarnya.

Joko Iswanto yang biasa akrab di panggil Jokis juga menyoroti kondisi geografis dan letak Puskesmas Sungai Siring yang sebenarnya berada di wilayah Tanah Merah. Meskipun menyandang nama Sungai Siring, jaraknya cukup jauh dari kawasan permukiman padat di Sungai Siring maupun dari lokasi strategis seperti Bandara APT Pranoto. Hal ini membuat waktu tempuh ambulans menjadi lebih lama jika ada kondisi gawat darurat di wilayah sekitar bandara atau titik-titik lain yang padat aktivitas.

“Jaraknya cukup jauh, dan itu sangat berpengaruh terhadap kecepatan respons. Ketika nyawa dipertaruhkan, setiap detik begitu berarti,” imbuhnya.

ITS dan sejumlah relawan lainnya menyatakan kesiapannya untuk membantu operasional ambulans secara sukarela, selama diberikan kepercayaan dan dukungan resmi dari pemerintah. Namun, upaya ini belum bisa dijalankan karena terkendala persoalan birokrasi dan kewenangan internal puskesmas.

“Kalaupun ada kejadian mendesak, staf puskesmas tidak berani meminjamkan ambulans kepada kami karena mereka tidak punya wewenang resmi. Sementara nyawa bisa melayang jika kita menunggu keputusan administratif yang berbelit,” ucapnya.

Pihaknya berharap ada kemauan dari instansi terkait untuk membuka peluang kolaborasi dengan relawan. Menurutnya, sinergi antara masyarakat sipil dan pemerintah adalah hal mutlak dalam menghadirkan pelayanan kesehatan yang responsif dan merata, terutama di daerah penyangga seperti Sungai Siring.

Menanggapi keluhan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Samarinda, dr Ismed Kusasih, menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. Ia mengakui bahwa pihaknya telah memberikan teguran langsung kepada pimpinan Puskesmas Sungai Siring atas kelalaian dalam menindaklanjuti instruksi dari dinas.

“Saya sudah memberikan peringatan kepada pimpus Sungai Siring. Bahkan dari Dinas sudah kami instruksikan sejak tiga hari lalu agar menyiapkan sopir ambulans. Tapi sampai sekarang belum ada tindak lanjut,” jelas dr Ismed.

Menurutnya, langkah-langkah perbaikan segera akan dilakukan, termasuk penempatan sopir khusus yang standby penuh untuk menangani kebutuhan layanan darurat di kawasan Sungai Siring.

“Kami pastikan akan disiagakan sopir khusus di Puskesmas Sungai Siring ke depan. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami terhadap pelayanan kesehatan dasar di wilayah Samarinda,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id