Samarinda, Kaltimetam.id – SMA Negeri 4 Samarinda yang terletak di Jalan KH Harun Nafsi, Kelurahan Rapak Dalam, Loa Janan Ilir, Kota Samarinda menjadi sorotan setelah kasus penyalahgunaan dana Bantuan Operasional Sekolah Nasional (BOSNAS) 2023 terungkap.
Kepala Sekolah SMAN 4 Samarinda, Muhammad Idar, mengungkapkan bahwa dirinya dikejutkan dengan kondisi kas sekolah yang kosong saat ia mulai bertugas. Temuan tersebut menjadi titik awal investigasi mendalam yang akhirnya mengungkap penyimpangan keuangan dengan nilai mencapai sekitar 270 Juta.
Dalam wawancara dengan media, Idar menceritakan kronologi temuan yang terjadi.
“Saat saya masuk, saya langsung memeriksa kondisi keuangan sekolah. Saya menemukan kas dalam keadaan kosong, dan dari pemeriksaan awal terhadap laporan keuangan, terdapat indikasi penggunaan anggaran yang tidak sesuai. Karena itu, saya langsung melaporkannya ke Dinas Pendidikan Kalimantan Timur,” jelasnya.
Tidak lama setelah laporan disampaikan, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) perwakilan Kaltim melakukan audit menyeluruh terhadap laporan keuangan SMAN 4 Samarinda. Audit tersebut menemukan adanya belanja yang tidak sesuai aturan pada dana BOSNAS, dengan nilai sebesar Rp210.956.600 juta ditambah Rp65.160.268
Hasil audit menunjukkan bahwa penyimpangan tersebut terjadi pada semester pertama 2023, sebelum Muhammad Idar menjabat sebagai kepala SMAN 4 Samarinda
“Saya masuk pada Pertengahan Mei 2023, sedangkan kasus ini terjadi pada periode Januari hingga Mei. Saya tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi sebelum saya datang, tetapi sebagai kepala sekolah saat audit berlangsung, saya merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah ini,” ungkap Idar.
Berdasarkan arahan Dinas Pendidikan Kalimantan Timur, pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penyimpangan ini diminta untuk mengembalikan dana yang telah digunakan secara tidak tepat.
Pengembalian dilakukan oleh tiga pihak utama, yaitu keluarga almarhum ( W) kepala sekolah sebelumnya, Plt Kepala Sekolah sekaligus Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) saat itu TM, dan bendahara lama bernama Ibu LD.
“Dana sebesar Rp270 juta yang menjadi temuan telah dikembalikan sepenuhnya oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab. Proses pengembalian ini dilakukan dengan koordinasi bersama Dinas Pendidikan, dan dana disetorkan kembali melalui bank oleh bendahara baru kami,” jelas Idar.
Sebagai kepala sekolah baru, Idar mengambil langkah tegas untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. Salah satu langkah penting yang dilakukan adalah mengganti bendahara lama, yang telah menjabat selama lebih dari 30 tahun, dengan bendahara baru dan membentuk tim pengelola anggaran dana BOSNAS SMAN 4 Samarinda.
“Penggantian bendahara lama saya ajukan ke Dinas Pendidikan karena saya melihat ada indikasi penggunaan dan pelaporan keuangan yang kurang jelas. Setelah disetujui, kini bendahara baru resmi bertugas, dan sistem keuangan sekolah mulai lebih terkontrol,” ujarnya.
Lebih lanjut, Idar juga memastikan bahwa seluruh proses pengelolaan dana BOSNAS dan BOSDA di SMAN 4 Samarinda kini dilakukan dengan lebih transparan dan sesuai aturan.
“Kami sedang membangun sistem pelaporan yang lebih baik, dengan supervisi yang lebih ketat. Semua anggaran yang digunakan akan diaudit secara internal untuk mencegah penyimpangan,” tambahnya.
Isu ini sempat memicu berbagai komentar negatif di media sosial, yang menyudutkan pihak sekolah dan pribadi Muhammad Idar sebagai kepala sekolah. Ia pun mengimbau masyarakat untuk lebih bijak dalam menyikapi informasi yang beredar.
“Saya meminta kepada masyarakat untuk tidak langsung menyimpulkan sesuatu tanpa mengetahui fakta yang sebenarnya. Komentar-komentar yang tidak berdasarkan fakta dapat mencemarkan nama baik individu maupun lembaga. Semua yang terjadi di SMAN 4 Samarinda sudah diselesaikan dengan baik, dan dana yang menjadi temuan telah dikembalikan sepenuhnya oleh pihak-pihak yang bertanggungjawab sebagaimana dijelaskan diatas,” tegasnya.
Kasus penyimpangan keuangan di SMAN 4 Samarinda kini telah diselesaikan. Kepala sekolah menegaskan bahwa langkah-langkah pembenahan telah diambil, dan sekolah siap melangkah ke depan dengan sistem yang lebih baik.
“Fokus kami sekarang adalah memberikan pelayanan pendidikan terbaik kepada siswa-siswi kami. Kepercayaan masyarakat sangat penting, dan kami akan bekerja keras untuk membuktikan bahwa SMAN 4 Samarinda adalah tempat yang aman dan terpercaya untuk pendidikan,” pungkasnya. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id