Balikpapan Jadi 10 Kota Termahal di Indonesia, Hetifah: Perlu Peningkatan PDRB Per Kapita

Hetifah Sjaifudian UMKM
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian melihat hasil produk UMKM di Kota Balikpapan. (Dok)

Balikpapan, Kaltimetam.id – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis biaya hidup di Kota Balikpapan, termasuk dalam 10 besar termahal nasional pada 2022. Dengan nilai konsumsi rata-rata rumah tangga sebesar Rp9,87 juta per bulan.

Data tersebut, didapatkan melalui nilai konsumsi Survei Biaya Hidup (SBH) 2022. “Pada 2022 sudah tidak ada lagi Kota Jayapura, yang terlihat justru Kota Balikpapan,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini.

Melihat kondisi tersebut, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian menilai, tingginya biaya hidup di Balikpapan dikarenakan berkembangnya industri dan jasa di Kota Minyak. Bahkan menjadi kota jasa yang terdepan di Kaltim.

Maka, biaya hidup yang tinggi adalah imbas dari pertumbuhan ekonomi yang pesat. Meski demikian, Hetifah mendorong riset yang lebih mendalam untuk mengetahui secara detil pengeluaran masyarakat Balikpapan digunakan untuk apa saja.

“Jika dilihat dari sisi pengeluaran memang cukup tinggi. Tapi kita harus lihat pendapatan per rumah tangga masyarakat Balikpapan. Karena berdasarkan data BPS 2022, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita di Balikpapan mencapai Rp155,97 juta atau sekitar Rp12,9 juta per bulan,” papar Hetifah.

Baca berita lainnya: Hetifah Sjaifudian Yakini Saatnya Kaltim Miliki LLDikti Sendiri

Dia menerangkan, dengan angka tersebut, menjadikan Balikpapan sebagai kota ke-6 dengan pemasukan tertinggi di Indonesia. Namun, nilai itu ucap Hetifah masih bisa ditingkatkan dengan potensi yang dimiliki Kota Minyak sebagai mitra pembangunan IKN.

Dari pendapatan keuangan daerahnya juga menunjukkan pengaruh signifikan. Terlihat dari sejumlah pajak daerah per kapitanya yang selalu paling tinggi di Kalimantan Timur. Seperti hotel, restoran, dan pajak penerangan jalan.

“Memang masih banyak masyarakat yang mengeluhkan tingginya biaya hidup dengan nilai Upah Minimum Regional (UMR) di Balikpapan yang pada 2024 hanya Rp3.475.595 atau naik 4,55% dibandingkan 2023. Untuk itu perlu adanya upaya dari sisi pemerintah untuk tetap menjaga inflasi dan bantuan lainnya, yang meringankan masyarakat di level menengah ke bawah,” saran Hetifah.

Baca berita lainnya: Transformasi BLU, Dorong Digitalisasi dan Implementasi Hilirisasi untuk Kemajuan Industri Kaltim

Di sisi lain, tingginya konsumsi rumah tangga tersebut ucap legislator dapil Kaltim ini mengindikasikan perputaran ekonomi yang cukup baik di masyarakat. Dia mengharapkan agar terjadi pertumbuhan ekonomi bahkan di atas rata-rata nasional.

“Balikpapan sebagai mitra IKN memiliki berkah sendiri karena banyak kegiatan atau acara yang diadakan di sana. Tapi ini juga menjadi tantangan bersama untuk bangkit begawi, bekerja sama agar Balikpapan dapat tumbuh menjadi kota modern yang kaya dan jurang kemiskinan semakin kecil,” tutur satu-satunya perempuan dari 8 Anggota DPR RI dapil Kaltim ini.

Selain itu, Hetifah berharap agar pertiumbuhan ekonomi ini berimbas bagi kesejahteraan masyarakat. Pemerintah daerah diharapkan Hetifah untuk lebih aktif berinovasi dalam memberikan pelayanan serta mendukung berjalannya perekonomian masyarakat.

“Di antaranya dengan mengalokasikan sebagian pendapatan untuk subsidi pelayanan publik yang berkontribusi terhadap biaya sehari-hari mereka. Salah satunya adalah angkutan massal umum,” tutup Hetifah. (RTA)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version