Subandi Tekankan Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat untuk Cegah Serangan Buaya di Kaltim

anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Subandi.

Samarinda, Kaltimetam.id – Meningkatnya insiden serangan buaya di pesisir dan sungai wilayah Kutai Timur serta Kutai Kartanegara menarik perhatian anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Subandi.

Ia menyampaikan bahwa masalah ini tidak hanya berisiko bagi keselamatan masyarakat, tetapi juga mencerminkan adanya ketidakseimbangan ekosistem yang perlu segera diatasi melalui langkah-langkah yang lebih terintegrasi.

Subandi mengingatkan bahwa pentingnya pendekatan edukasi kepada masyarakat sangat diperlukan agar mereka dapat beraktivitas dengan aman di sekitar habitat buaya.

Selain itu, pemerintah daerah bersama Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) perlu segera melakukan pemetaan terhadap kawasan-kawasan rawan serangan buaya untuk mengurangi risiko serupa di masa depan.

“Masyarakat harus diberikan pengetahuan yang cukup mengenai cara berinteraksi yang aman dengan lingkungan sekitar, khususnya kawasan yang dihuni oleh buaya,” ucap Subandi, pada Minggu (17/11/2024).

Selain edukasi, Subandi juga menyoroti perlunya teknologi canggih untuk memantau pergerakan buaya di kawasan yang menjadi titik rawan serangan.

Menurutnya, teknologi dapat membantu untuk mengidentifikasi pola migrasi buaya dan menginformasikan masyarakat tentang jalur-jalur aman.

Ia pun menegaskan bahwa pendekatan represif yang melibatkan pemburuan buaya tidak akan menyelesaikan masalah, melainkan berisiko merusak keseimbangan alam yang sudah rapuh.

“Konflik antara manusia dan buaya adalah masalah yang rumit. Penanganannya harus melalui langkah-langkah yang lebih berkelanjutan dengan mempertimbangkan konservasi habitat buaya serta keselamatan masyarakat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Subandi mengingatkan bahwa kerusakan habitat buaya akibat kegiatan pembangunan, seperti pembukaan lahan dan reklamasi, turut memperburuk situasi ini.

Ia mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan guna mencegah terjadinya pergeseran habitat yang dapat memicu konflik lebih lanjut.

Ia menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah daerah, BKSDA, dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang tidak hanya menguntungkan manusia tetapi juga menjaga keberlanjutan hidup satwa liar.

“Kunci utama adalah menemukan keseimbangan. Dengan langkah-langkah edukasi yang tepat dan kebijakan konservasi yang konsisten, kita bisa mengurangi risiko serangan buaya,” tegasnya.

Melalui upaya kolaboratif dan berkelanjutan ini, diharapkan ancaman serangan buaya dapat diminimalisir, sambil tetap mempertahankan ekosistem yang sehat di Kaltim. (Adv/DPRDKaltim/ICA)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version