Larang Siswa Gunakan Handphone di Sekolah, Andi Harun: Perkuat Ilmu Dasar

larangan penggunaan handphone di sekolah
Penggunaan handphone di sekolah di masa pandemi. (Dok SMAN 15 Samarinda)

Samarinda, Kaltimetam.id Selama masa pandemi Covid-19 penggunaan handphone untuk proses belajar-mengajar sudah menjadi kebiasaan. Bahkan teknologi dan internet, sangat membantu pendidikan di masa pandemi.

Setelah status pandemi dicabut oleh pemerintah pusat, proses belajar-mengajar pun kembali normal seperti sebelum adanya wabah Covid-19. Namun, muncul dampak ketergantungan penggunaan handphone di kalangan pelajar.

Baca berita terkait lainnya: Waspada Inflasi, Pemkot Samarinda akan Sidak Pasar

Tidak Langsung Larang Siswa Gunakan Handphone di Sekolah

Wali Kota Samarinda, Andi Harun. (Kaltimetam.id)

Wali Kota Samarinda Andi Harun khawatir, penggunaan internet bagi generasi muda, khususnya siswa-siswi yang kini kurang menguasai ilmu dasar, terutama pelajaran matematika dan sains.

“Siswa kita mendapatkan ilmu secara instan sehingga tidak dapat memiliki pengetahuan dasarnya. Tapi langsung menggunakan kalkulator, langsung di Google, terutama pelajaran matematika dan sains,” ujar Andi Harun.

Untuk itu, dia mengusulkan terkait larangan penggunaan handphone di lingkungan sekolah. Ide itu disampaikannya saat pengukuhan dan pengambilan sumpah jabatan kepala sekolah, di Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda Tahun 2023, Senin (20/3/2023) lalu.

Usulan larangan penggunaan Handphone tersebut tidak semerta-merta diberlakukan tanpa adanya persiapan terlebih dahulu yang matang.

“Kita tidak langsung melarang, nanti kita siapkan dulu sistemnya,” ujar Andi Harun.

Ia menyampaikan akan ada sarana komunikasi yang telah disiapkan, apabila usulan tersebut terealisasi. Sehingga, mempermudah komunikasi antara anak dengan orang tua.

“Ada timbul pertanyaan, bagaimana nanti orang tua atau keluargana mau menghubungi anaknya di sekolah?” terang dia.

Selain itu, siswa-siswi ucap dia, tetap akan diizinkan membawa handphone ke sekolah. Dengan syarat, tetap disimpan saat jam pelajaran berlangsung.

Saat jam beajar, HP milik pelajar harus dititipkan ke pihak sekolah. Dalam kondisi sangat dibutuhkan untuk komunikasi antara orang tua wali dengan siswa, maka pihak sekolah akan memfasilitasi itu.

Ia menginginkan sedapat mungkin sekolah tetap mengajari ilmu-ilmu dasar. “Sehingga kualitas kognitif maupun kecerdasan anak itu benar-benar berangkat dari hal yang paling dasar,” katanya.

“Nantinya sekolah akan menyediakan alat komunikasi dulu. Sehingga keluarga ada alternarif menghubungi siswa di sekolah,” tambahnya.

Baca berita terkait lainnya: Subsidi Air Bersih bagi Masyarakat Miskin di Samarinda

Kembalikan Batasan Penggunaan Handphone Seperti Sebelum Pandemi

Sementara Kepala Disdikbud Samarinda, Asli Nuryadin mengatakan, pelarangan tersebut sebenarnya telah diberlakukan. Hanya saja, karena pandemi Covid-19, penggunaan handphone menjadi suatu yang lumrah, karena mau tidak mau, gadget menjadi sarana proses belajar dan mengajar bagi siswa dan guru.

Kini, lanjutnyaPemkot Samarinda kembali ingin mempertegas batasan tersebut pascapandemi Covid-19.

“Nah itu (pembatasan penggunaan handphone) mau kita terapkan. Nanti kita edukasi. Handphone itu sebenarnya dari dulu dilarang tapi karena Covid kan terpaksa. Tapi sekarang karena kita tidak Covid lagi ya tetap diperlukan mungkin untuk online untuk hal-hal lain,” ujarnya.

Berkaca dari negara-negara maju seperti Korea Selatan, ia katakan bahkan hingga saat ini masih memberlakukan pembatasan penggunaan handphone di sekolah.

Karena dengan mudahnya akses informasi, siswa akan mudah mengakses informasi dengan instan tanpa perlu menguasai ilmu dasarnya. Sehingga larangan penggunaan handphone, dilakukan agar sedapat mungkin siswa memahami ilmu dasar terlebih dahulu.

Asli juga mengatakan, penanaman karakter, habit, akhlak keagamaan tidak bisa memakai media teknologi informasi media teknologi informasi.

“Kita manfaatkan sedemikian rupa. Kita nggak boleh mengatakan itu tidak baik. Itu baiknya luar biasa, tapi itu supporting. Jangan menjadi hal yang utama,” ucapnya.

Kendati demikian, ia katakan mengubah kebiasaan dua tahun pandemi Covid-19 bukanlah hal yang mudah.

“Karena kalau kita membangun sesuatu fisik ada duitnya. Tapi kalau model karakter kebiasaan budaya itu tidak mudah tapi kita optimistis saja,” pungkasnya. (SIK/RTA)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Baca berita terkait lainnya: Operasi Pasar Murah Sudah Dipersiapkan Sejak Awal untuk Jaga Stabilitas Pangan

Exit mobile version