Komisi III DPRD Samarinda Pantau Ketat Kualitas Konstruksi Terowongan Sultan Alimudin

Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, M. Andriansyah

Samarinda, Kaltimetam.id –Sebuah video yang merekam detik-detik longsornya bagian sisi terowongan di Jalan Sultan Alimudin, Samarinda, viral di media sosial pada Senin (12/5/2025) lalu.

Video yang memperlihatkan tanah ambrol dari bagian tebing penahan sisi terowongan tersebut sontak menuai reaksi beragam dari masyarakat, mulai dari kecemasan hingga kritik tajam terhadap kelayakan konstruksi proyek tersebut.

Terowongan yang saat ini masih dalam tahap pembangunan itu diketahui belum diresmikan secara resmi oleh Pemerintah Kota Samarinda. Namun demikian, kondisi di lapangan yang memperlihatkan terjadinya longsor telah menimbulkan kekhawatiran serius di tengah masyarakat terkait keamanan dan kualitas proyek infrastruktur yang digadang-gadang sebagai salah satu solusi kemacetan di kota ini.

Video tersebut pertama kali beredar di akun Instagram @samarindacom dan langsung mendapat ratusan komentar dari warganet. Salah satunya datang dari akun @aqua_ngga yang menuliskan, “Nah ham beluman diresmikan. Jadi mikir mau lewat situ kalau sudah jadi.” Ungkapan serupa disampaikan oleh @anna26_n.a, “Mikir banget mau lewat situ, nggak papa deh mutar jauh daripada kejebak.”

Tak sedikit pula masyarakat yang meminta agar pemerintah dan pihak pelaksana proyek segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap insiden ini. Pasalnya, terowongan tersebut akan menjadi jalur utama penghubung yang krusial bagi aktivitas masyarakat dan potensi kegagalan struktur bisa berakibat fatal.

Menanggapi kegaduhan publik, Anggota Komisi III DPRD Kota Samarinda, M. Andriansyah, memberikan klarifikasi. Menurutnya, longsoran yang terjadi merupakan bagian dari struktur penahan sementara dan bukan konstruksi permanen terowongan.

“Kalau terowongan itu kan sudah ada penjelasan kemarin dari Wali Kota Samarinda, bahwa itu memang untuk sementara. Belum permanen ya,” jelasnya.

Ia menyebutkan bahwa struktur penahan tersebut dibuat hanya untuk mendukung aktivitas pembangunan selama proses pengerjaan berlangsung.

“Sifatnya itu penahan sementara gitu, supaya orang bisa beroperasional, bekerja, menyelesaikan terowongan itu. Nanti kalau terowongan itu udah jadi, baru dibuat yang permanennya,” tambahnya.

Meski demikian, kekhawatiran masyarakat dianggap wajar. Apalagi proyek dengan anggaran besar ini diharapkan dapat bertahan dalam jangka panjang serta aman digunakan untuk mobilitas harian masyarakat Samarinda.

Terakhir, Andriansyah juga menyatakan bahwa Pemerintah Kota Samarinda juga telah memberikan jaminan bahwa struktur terowongan secara umum tetap aman. Meski terjadi longsor pada bagian tertentu, secara keseluruhan kekuatan konstruksi dinyatakan masih sesuai standar teknik yang berlaku.

“Jadi tidak perlu ada rasa khawatir dari masyarakat. Longsor itu terjadi pada bagian penahan sementara, bukan struktur utama. Itu memang untuk menahan dulu longsoran tanah selama beraktifitas,” pungkasnya. (Adv/DPRDSamarinda/SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id