Gedung Pandurata Jadi Pusat Layanan Baru RSUD AWS, Dinkes Kaltim Usulkan Rp158 Miliar untuk Alkes

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda. (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur meningkatkan mutu pelayanan kesehatan daerah terus berlanjut. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, pemerintah mengusulkan anggaran sebesar Rp158 miliar untuk pengadaan alat kesehatan (alkes) di Gedung Pandurata, bangunan baru berlantai sembilan di RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda yang kini memasuki tahap akhir pembangunan.

Kepala Dinkes Kaltim Jaya Mualimin menjelaskan, pengusulan anggaran tersebut sudah diajukan ke Pemerintah Provinsi dan tengah menunggu persetujuan dari Gubernur. Setelah disetujui, proses pengadaan diharapkan dapat segera berjalan agar gedung baru bisa dioperasikan pada awal 2026.

“Kami tengah mengusulkan Rp158 miliar untuk alkesnya. Saat ini masih dalam tahap usulan dan menunggu persetujuan,” ujarnya.

Gedung Pandurata disiapkan sebagai pusat layanan rawat inap kelas 1, 2, dan 3 yang akan menggantikan gedung lama RSUD AWS. Selama ini, sejumlah fasilitas utama rumah sakit kerap terdampak banjir saat curah hujan tinggi melanda Samarinda.

Dengan beroperasinya Gedung Pandurata, pasien akan mendapatkan pelayanan yang lebih aman, nyaman, dan berstandar tinggi. Jaya menjelaskan, sebagian bangunan lama akan dibongkar dan dialihfungsikan untuk mendukung tata lingkungan yang lebih baik.

“Beberapa bangunan lama seperti Gedung Mawar rencananya akan dibongkar dan dijadikan ruang terbuka hijau (RTH). Sedangkan Gedung Sakura dan UGD tetap dipertahankan karena masih layak pakai,” terangnya.

Gedung Pandurata menjadi proyek kesehatan strategis Pemprov Kaltim. Dengan kapasitas 500 tempat tidur, gedung ini dirancang memiliki fasilitas pelayanan modern, sistem kelistrikan cadangan, jaringan gas medis, hingga unit perawatan intensif yang memenuhi standar rumah sakit tipe A.

“Gedung Pandurata memiliki sembilan lantai dengan kapasitas 500 tempat tidur. Harapannya dapat meningkatkan kapasitas layanan RSUD AWS yang saat ini sudah sangat padat,” katanya.

Gedung ini juga dirancang tahan terhadap banjir dan mengedepankan konsep green hospital, di mana efisiensi energi, pengelolaan limbah medis, dan sirkulasi udara diperhatikan secara serius.

Pembangunan Gedung Pandurata dilakukan secara bertahap sejak 2023. Pada tahap pertama, pemerintah mengalokasikan Rp110 miliar untuk pondasi dan struktur. Tahap kedua menelan Rp140 miliar untuk kelanjutan pekerjaan konstruksi, dan tahap ketiga sebesar Rp124 miliar untuk penyelesaian akhir.

Progres pembangunan saat ini sudah mencapai tahap finishing dan instalasi sistem utilitas. Jaya menargetkan seluruh pekerjaan fisik dapat selesai pada akhir 2025, sehingga proses pengadaan alat kesehatan bisa langsung dimulai.

“Targetnya tahun ini sudah selesai, sehingga tahun depan bisa mulai difungsikan,” ucapnya.

RSUD AWS merupakan rumah sakit rujukan terbesar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Setiap harinya, ratusan pasien dari berbagai daerah datang untuk mendapatkan layanan medis, mulai dari pemeriksaan umum hingga tindakan spesialis dan gawat darurat.

Dengan pembangunan Gedung Pandurata, RSUD AWS diharapkan mampu menjawab lonjakan kebutuhan pelayanan sekaligus memperkuat posisi Kaltim sebagai pusat layanan kesehatan unggulan di kawasan timur Indonesia.

“Ini bukan hanya proyek bangunan, tapi simbol komitmen Pemprov Kaltim dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermartabat dan setara bagi seluruh masyarakat,” tuturnya.

Selain fasilitas fisik, Dinkes Kaltim juga tengah menyiapkan strategi peningkatan sumber daya manusia, mulai dari tenaga medis, paramedis, hingga teknisi alat kesehatan, agar siap beroperasi saat gedung diresmikan nanti.

Selama bertahun-tahun, RSUD AWS dikenal publik karena sering dilanda banjir ketika hujan deras mengguyur Samarinda. Kondisi itu sempat mengganggu aktivitas medis dan menurunkan kenyamanan pasien. Dengan pembangunan Gedung Pandurata yang berdiri di area lebih tinggi dan memiliki sistem drainase modern, persoalan klasik tersebut diharapkan tuntas.

Langkah restrukturisasi kawasan juga akan menjadikan area rumah sakit lebih hijau dan efisien. Gedung lama yang dibongkar akan diganti dengan taman dan area resapan air, sejalan dengan kebijakan Smart Green Hospital yang tengah digalakkan Pemprov Kaltim.

Masyarakat Kaltim menaruh harapan besar pada rampungnya Gedung Pandurata. Tak hanya meningkatkan kapasitas, tetapi juga kualitas pelayanan kesehatan di ibu kota provinsi. RSUD AWS diharapkan tak lagi sekadar rumah sakit rujukan, melainkan pusat pelayanan publik yang mencerminkan kemajuan dan empati terhadap pasien.

Dengan dukungan anggaran Rp158 miliar untuk pengadaan alat kesehatan, Pemprov Kaltim berupaya memastikan setiap ruang, dari ICU hingga rawat inap, dilengkapi dengan teknologi medis terkini yang mampu menunjang diagnosis dan perawatan yang cepat dan tepat.

“Harapan kami, tahun depan masyarakat sudah bisa merasakan langsung manfaatnya. RSUD AWS akan tampil sebagai rumah sakit modern, aman, dan nyaman bagi seluruh warga Kalimantan Timur,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version