Samarinda, Kaltimetam.id – Isu keterlambatan pembayaran gaji tenaga medis non-ASN di RSUD IA Moeis mendapat sorotan tajam dari Komisi IV DPRD Kota Samarinda. Ketua Komisi IV, Novan Syahronny Pasie, menyatakan kekhawatiran atas kondisi keuangan yang dinilai belum stabil, terutama dalam hal pengelolaan pembayaran bagi pegawai yang bergantung pada sistem BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).
Dalam keterangannya, Novan menyebut bahwa dari sekitar 300 tenaga medis yang bekerja di RSUD IA Moeis, hanya sekitar 125 orang yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN). Sementara sisanya terdiri dari PPPK dan non-ASN yang penghasilannya berasal dari pendapatan operasional rumah sakit.
“Sangat rawan jika rumah sakit mengalami kekurangan dana, maka gaji mereka bisa tertunda. Ini tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa tenaga kesehatan, terutama yang bekerja di garda terdepan seperti ruang IGD, ruang rawat inap, dan instalasi bedah, membutuhkan kepastian finansial agar bisa bekerja maksimal. Keterlambatan pembayaran bisa berdampak pada semangat kerja dan pada akhirnya akan menurunkan mutu layanan kepada pasien.
“Kami di DPRD mengingatkan Pemkot agar tidak lepas tangan. Ini soal nyawa manusia. Kalau pelayanan medis terganggu karena urusan gaji yang telat, siapa yang akan bertanggung jawab?” tegasnya.
Menurut Novan, RSUD IA Moeis tidak bisa terus-menerus dibiarkan mengandalkan sistem BLUD untuk membayar seluruh kebutuhan tenaga kerjanya. Harus ada jaminan dan skema pendanaan yang lebih terencana dari Pemkot Samarinda, termasuk kemungkinan dukungan insentif daerah untuk tenaga medis.
Ia juga menyarankan agar Pemkot bersama DPRD membahas ulang Peraturan Daerah atau Perwali yang mengatur pengelolaan BLUD, khususnya menyangkut pembayaran hak-hak tenaga kerja. Jika ditemukan celah regulasi, maka perlu dilakukan revisi untuk menghindari risiko penundaan pembayaran di masa depan.
“Pegawai non-ASN ini juga manusia. Mereka punya keluarga yang harus dibiayai, cicilan yang harus dibayar. Kita tidak bisa memaksa mereka terus bersabar ketika hak mereka tertunda,” tambahnya.
Novan pun menyampaikan apresiasi kepada tenaga medis RSUD IA Moeis yang tetap menunjukkan profesionalisme dalam bekerja, meskipun menghadapi situasi yang tidak selalu ideal. Ia berharap Pemkot bisa memberikan atensi khusus pada kesejahteraan mereka sebagai bagian penting dari pelayanan publik.
“Kami mendukung semua rencana pengembangan rumah sakit. Tapi pengembangan tidak akan berarti tanpa didukung tenaga medis yang sejahtera dan merasa dihargai. SDM adalah jantung dari pelayanan,” tutupnya. (Adv/DPRDSamarinda/SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id