Dispora Kaltim Dorong Kesadaran Berolahraga Melalui Program Indeks Pembangunan Olahraga

Kepala Seksi Olahraga Pendidikan dan Sentra Olahraga Dispora Kaltim, Suriani. (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya olahraga, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Timur (Kaltim) meluncurkan program Indeks Pembangunan Olahraga (IPO).

Program ini hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat untuk lebih aktif dan sehat, sekaligus mendukung visi pembangunan daerah yang seimbang antara kemajuan ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Program IPO yang diinisiasi oleh Dispora Kaltim memiliki sembilan dimensi utama yang menjadi landasan dalam pengembangan olahraga.

Kepala Seksi Olahraga Pendidikan dan Sentra Olahraga Dispora Kaltim, Suriani, menyatakan bahwa kesembilan dimensi ini dirancang untuk mengidentifikasi dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi masyarakat dalam berolahraga.

“Kami ingin masyarakat Kaltim tidak hanya memandang olahraga sebagai aktivitas fisik semata, tetapi juga sebagai bagian dari gaya hidup yang sehat dan bermanfaat secara jangka panjang,” ujarnya.

Adapun sembilan dimensi tersebut mencakup sumber daya manusia olahraga, ruang terbuka untuk kegiatan olahraga, literasi fisik, kebugaran, perkembangan personal, kesehatan, ekonomi, performa olahraga, dan tingkat partisipasi masyarakat. Setiap dimensi ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap terciptanya lingkungan yang lebih mendukung aktivitas olahraga di setiap kabupaten dan kota di Kaltim.

“Setiap dimensi memiliki peran yang sangat vital. Misalnya, ruang terbuka adalah fasilitas utama yang memungkinkan masyarakat untuk berolahraga di lingkungan yang aman dan nyaman. Begitu pula dengan kebugaran, yang mencerminkan kesiapan fisik masyarakat untuk terlibat aktif dalam olahraga,” jelasnya.

Sebagai tahap awal, Dispora Kaltim memilih lima kabupaten/kota sebagai sampel pelaksanaan program IPO, yakni Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU), Kutai Timur, Kutai Barat, dan satu kota lagi. Pemilihan wilayah ini didasarkan pada tingkat partisipasi masyarakat serta ketersediaan infrastruktur pendukung. Rencananya, jumlah kabupaten/kota akan ditingkatkan menjadi sepuluh pada tahun mendatang guna mendapatkan data yang lebih representatif dari seluruh wilayah Kaltim.

“Melalui sampel dari lima kabupaten/kota ini, kami bisa mendapatkan gambaran mengenai sejauh mana indeks pembangunan olahraga di setiap wilayah dan faktor apa saja yang perlu ditingkatkan,” tambah Suriani.

Dispora Kaltim tidak hanya berhenti pada pengukuran indeks, tetapi juga menggelar berbagai kompetisi olahraga sebagai upaya membudayakan olahraga di masyarakat. Kompetisi ini bertujuan untuk menarik minat masyarakat, terutama generasi muda, agar mereka semakin giat berpartisipasi dalam kegiatan olahraga.

“Setiap tahun kami berusaha menyelenggarakan kompetisi dengan cabang yang berbeda, agar masyarakat bisa merasakan variasi olahraga. Tahun lalu kami menyelenggarakan kompetisi panjat tebing dan sepatu roda. Tahun ini, kami fokus pada pencak silat dan karate, sementara tahun depan kami sudah merencanakan judo sebagai cabang utama,” bebernya.

Antusiasme masyarakat terhadap kompetisi-kompetisi ini ternyata sangat tinggi. Suriani mencatat bahwa banyak peserta, terutama dari kalangan pelajar, terlibat dalam setiap cabang olahraga yang diselenggarakan. Pada kompetisi karate, misalnya, tercatat lebih dari 1.000 peserta yang berpartisipasi.

“Jumlah peserta yang banyak ini menunjukkan bahwa masyarakat, khususnya anak muda, memiliki minat yang besar terhadap olahraga. Kami juga berusaha agar setiap tahun ada pergantian cabang olahraga, sehingga masyarakat tidak merasa bosan dan bisa mencoba olahraga baru,” ungkapnya.

Meski demikian, Dispora Kaltim juga menghadapi beberapa tantangan dalam penyelenggaraan kompetisi, terutama dalam cabang pencak silat. Informasi tentang kompetisi pencak silat sempat terlambat diterima oleh beberapa kabupaten/kota, sehingga banyak peserta yang tidak dapat berpartisipasi.

“Kami menyadari bahwa komunikasi dan penyebaran informasi menjadi faktor penting dalam memastikan partisipasi yang maksimal. Ke depannya, kami akan memperbaiki mekanisme informasi agar setiap daerah bisa terlibat aktif dalam setiap kompetisi yang kami selenggarakan,” katanya.

Lebih lanjut, Suriani menegaskan bahwa program IPO dan berbagai kompetisi olahraga yang digelar tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan performa olahraga, tetapi juga untuk mendukung kesehatan masyarakat. Ia menyebutkan bahwa olahraga memiliki peran penting dalam mencegah berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes, yang kini semakin marak di tengah masyarakat.

“Tujuan kami adalah untuk menggerakkan masyarakat agar olahraga menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari. Kami percaya bahwa dengan membudayakan olahraga, kita bisa mengurangi risiko penyakit dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan,” ucapnya.

Melalui program IPO, Dispora Kaltim juga berharap bisa mengubah persepsi masyarakat tentang pentingnya berolahraga. Suriani mengakui bahwa berdasarkan survei, tingkat minat masyarakat Kaltim dalam olahraga masih jauh dari 50 persen, sehingga perlu upaya lebih keras untuk mencapai tingkat kesadaran yang lebih baik.

Terakhir, Suriani menyampaikan harapannya agar program IPO dan upaya-upaya lain yang dilakukan oleh Dispora Kaltim dapat memberikan dampak jangka panjang bagi pengembangan olahraga di Kaltim. Ia optimistis bahwa dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, olahraga di Kaltim akan terus berkembang dan menjadi salah satu aspek penting dalam pembangunan daerah.

“Kami berharap program IPO ini bisa menjadi batu loncatan menuju masyarakat Kaltim yang lebih sehat, lebih aktif, dan lebih mencintai olahraga. Dengan komitmen dan kerja sama semua pihak, saya yakin kita bisa mencapai tujuan ini,” pungkasnya. (Adv/DISPORAKaltim/SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id