Samarinda, Kaltimetam.id – Di tengah geliat pembangunan Kalimantan, Kabupaten Berau menjadi salah satu daerah yang strategis dan kaya potensi. Tak heran jika Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) beberapa waktu lalu sempat intens merayu Berau untuk bergabung ke dalam wilayah administratifnya. Tawaran tersebut bukan tanpa alasan, mengingat kekayaan sumber daya alam (SDA) serta potensi pariwisata yang dimiliki Berau dinilai mampu memperkuat perekonomian Kaltara.
Namun di balik berbagai tawaran itu, pemerintah daerah dan masyarakat Berau tetap menunjukkan sikap teguh dan loyal, memilih tetap menjadi bagian dari Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi III DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah, yang juga merupakan wakil rakyat dari Daerah Pemilihan (Dapil) Berau, Kutai Timur, dan Bontang.
“Memang benar, beberapa waktu lalu Kabupaten Berau sempat dirayu oleh Provinsi Kaltara untuk bergabung. Tapi alhamdulillah, Ibu Bupati bersama jajaran Pemkab dan masyarakat Berau tetap memilih untuk setia bersama Kalimantan Timur,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Syarifatul menegaskan bahwa loyalitas Berau ini seharusnya tidak dianggap remeh. Apalagi, dalam perencanaan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), Berau diproyeksikan menjadi superhub sektor pariwisata. Berdasarkan pemaparan dari Otorita IKN, Kabupaten Berau diharapkan mampu mendukung pengembangan sektor pariwisata yang akan menopang ekonomi kawasan sekitar IKN.
“Berau ini potensinya luar biasa. Tidak hanya kekayaan tambang, tapi juga keindahan alam dan pariwisatanya. Ada Derawan, Maratua, Kakaban, Sangalaki, dan banyak destinasi lain yang sudah dikenal dunia. Ini aset besar bagi Kaltim, apalagi dalam mendukung IKN sebagai ibu kota negara,” jelasnya.
Dengan peran yang semakin strategis ini, Syarifatul meminta agar Pemerintah Provinsi Kaltim memberikan perhatian lebih kepada Berau. Menurutnya, pengembangan sektor pariwisata bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat, terutama pasca berakhirnya era kejayaan tambang di Berau.
“Kami harap sektor pariwisata ini mendapat perhatian serius. Ini akan jadi peluang besar untuk menciptakan lapangan kerja baru, menggerakkan UMKM, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Selain pariwisata, Syarifatul juga menyoroti tantangan akses pendidikan di sejumlah wilayah pedalaman Berau, salah satunya di Kecamatan Segah. Hingga saat ini, kawasan tersebut belum memiliki sekolah menengah atas (SMA). Padahal, keberadaan SMA adalah kewenangan pemerintah provinsi.
“Di Kecamatan Segah, anak-anak masih harus pergi jauh ke daerah lain untuk bisa sekolah SMA. Jalannya pun rusak dan sulit dilalui. Ini sudah sering kami usulkan, tapi sayangnya belum ada realisasi. Saya minta ini jadi perhatian dalam RPJMD ke depan,” tegas politisi Partai Golkar ini.
Menurut Syarifatul, pemerataan akses pendidikan adalah kunci untuk memastikan anak-anak di seluruh penjuru Kaltim, termasuk di pedalaman Berau, mendapatkan kesempatan yang sama untuk maju dan berkembang.
“Kalau kita ingin memajukan daerah, pendidikan harus jadi prioritas. Jangan sampai karena keterbatasan fasilitas, anak-anak kita tertinggal. Pemerintah provinsi harus hadir untuk menjawab persoalan ini,” ujarnya.
Terakhir, Syarifatul kembali menekankan bahwa kesetiaan Kabupaten Berau kepada Kaltim tidak boleh dipandang sebelah mata. Justru, loyalitas ini seharusnya dibalas dengan komitmen nyata dari Pemerintah Provinsi. Ia berharap, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kaltim 2025–2029, kebutuhan dan aspirasi masyarakat Berau benar-benar diakomodasi.
“Kesetiaan Berau sudah terbukti. Maka sudah sepantasnya ada perhatian yang proporsional dari pemerintah provinsi. Jangan sampai daerah yang setia justru terabaikan. Ini saatnya kita buktikan bahwa Kaltim adalah rumah besar bagi semua daerah, termasuk Berau,” pungkasnya. (Adv/DPRDKaltim/SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id
