Mahulu, Kaltimetam.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) terus menunjukkan komitmennya dalam membangun infrastruktur di daerah tertinggal dan terisolasi. Tahun 2025, salah satu fokus utama pembangunan diarahkan pada proyek Bandara Mahakam Ulu sebuah infrastruktur vital yang diharapkan akan membuka keterisolasian Mahakam Ulu, kabupaten paling barat yang berbatasan langsung dengan Malaysia.
Wilayah yang selama ini hanya dapat diakses melalui jalur sungai dan perjalanan darat yang memakan waktu berhari-hari, ke depan diharapkan memiliki akses transportasi udara yang layak. Dengan keberadaan bandara, mobilitas masyarakat dan barang akan meningkat, pelayanan publik akan lebih mudah dijangkau, serta geliat ekonomi lokal akan terdongkrak.
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ekti Imanuel, menyampaikan bahwa pembangunan Bandara Mahulu merupakan salah satu prioritas strategis yang tidak hanya berdampak pada peningkatan konektivitas, tetapi juga akan memperkuat aspek sosial, ekonomi, hingga pertahanan negara di wilayah perbatasan.
“Tahun ini, pembangunan akan difokuskan pada runway dan apron. Anggarannya bersumber dari tiga pihak, yaitu Pemkab Mahakam Ulu, Pemprov Kaltim, dan APBN. Jadi ini sinergi antara daerah, provinsi, dan pusat,” jelas Ekti.
Dari sisi Pemprov Kaltim, telah disiapkan alokasi anggaran sebesar Rp 40 hingga Rp 45 miliar dalam APBD 2025. Ekti menyebut bahwa DPRD Kaltim memberikan dukungan penuh untuk proyek ini karena urgensinya yang sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat Mahakam Ulu.
Selama ini, warga Mahakam Ulu menghadapi tantangan besar dalam mobilitas. Akses menuju ibu kota provinsi, Samarinda, atau wilayah-wilayah strategis lain di Kaltim, membutuhkan perjalanan yang sangat panjang. Dalam kondisi tertentu, ketika cuaca buruk melanda atau debit air sungai menurun drastis, jalur transportasi pun bisa terputus total.
“Kita tidak ingin ada daerah di Kaltim yang masih terisolasi. Kita ingin Mahulu maju bersama kabupaten/kota lain. Kehadiran bandara ini akan jadi game changer, akan membuka banyak peluang baru, baik untuk perekonomian, pendidikan, kesehatan, hingga pariwisata,” kata politisi Partai Gerindra tersebut.
Namun, pembangunan bandara ini bukan tanpa tantangan. Salah satu hambatan saat ini adalah proses administrasi dan teknis. Sejumlah dokumen penting seperti Detail Engineering Design (DED), Kerangka Acuan Kerja (KAK), dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) masih dalam proses penyusunan.
Proyek ini sebelumnya berada di bawah kewenangan Dinas Perhubungan, namun karena tidak ada nomenklatur yang sesuai, penanganannya dialihkan ke Dinas Cipta Karya. Proses peralihan ini baru dilakukan beberapa hari lalu, sehingga sedikit mempengaruhi jadwal pelaksanaan.
“Penyusunan dokumen teknis diperkirakan memerlukan waktu dua bulan. Setelah itu, proses tender bisa memakan waktu sekitar dua bulan lagi. Tapi kita berharap semua bisa dipercepat, agar pembangunan bisa segera berjalan di lapangan,” ungkap Ekti.
Untuk memastikan pembangunan berjalan tepat sasaran, Pemprov Kaltim dan Pemkab Mahakam Ulu akan memperkuat pengawasan dan koordinasi. Kedua pihak tengah menyusun nota kesepahaman (MoU) yang akan ditandatangani oleh Gubernur Kaltim dan Bupati Mahakam Ulu.
Melalui MoU ini, mekanisme pelaksanaan, pengawasan, dan pelibatan masyarakat akan diperjelas.
“Kita ingin semua transparan dan akuntabel. Ini proyek strategis, harus benar-benar diawasi agar manfaatnya maksimal untuk rakyat,” tegas Ekti.
Lebih dari sekadar proyek infrastruktur, pembangunan Bandara Mahulu dipandang sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan nasional. Mengingat Mahakam Ulu berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia, kehadiran bandara akan mempermudah pengawasan perbatasan serta meningkatkan kehadiran negara di kawasan tersebut.
“Ini soal memperkuat kedaulatan wilayah. Negara harus hadir di perbatasan. Infrastruktur seperti bandara sangat penting dalam konteks ini. Selain itu, sektor ekonomi juga akan bergerak lebih cepat. Kita bisa mengembangkan potensi pariwisata, produk UMKM, dan membuka lapangan kerja baru,” ujar Ekti.
Ke depan, DPRD Kaltim bersama Pemprov Kaltim akan terus mengawal proyek ini agar bisa selesai sesuai target. Harapannya, Bandara Mahulu akan menjadi simbol kemajuan wilayah perbatasan dan menjadi titik tolak transformasi Mahakam Ulu sebagai kabupaten yang lebih terbuka dan berkembang.
“Kita ingin seluruh masyarakat Mahulu bisa segera merasakan manfaat pembangunan ini. Kita akan terus dorong agar semua berjalan sesuai rencana. Ini komitmen kita bersama,” pungkas Ekti. (Adv/DPRDKaltim/SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id