Samarinda, Kaltimetam.id – Nilai ekspor di Kalimantan Timur (Kaltim) terus mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir. Menurut data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM) Kaltim sepanjang 2022 nilai ekspor meningkat sebanyak 58,05 persen dibandingkan pada 2021 lalu.
“Memang untuk ekspor di Kaltim mengalami peningkatan. Paling besar masih disumbang oleh komoditi batu bara, 76,43 persen dengan nilai Rp 261 triliun,” kata Kepala Diseperindagkop dan UMKM Kaltim, HM Sa’dudin.
Tren komoditi batu bara memang belakang ini mengalami peningkatan. Sebab, adanya pembatasan gas alam yang dilakukan Rusia yang menyebabkan beberapa negara Eropa dan sebagian Asia beralih menggunakan batu bara.
Meski tren positif selalu ditunjukkan komoditi batu bara dan migas, Disperindagkop dan UMKM Kaltim mendorong peningkatan di sektor Usaha Kecil dan Menengah untuk menembus pasar internasional. Hal itu sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019-2023. Dalam mewujudkan sasaran itu, maka arah kebijakan Kaltim dititikberatkan pada penguatan dan pengembangan pasar produk unggulan daerah, pengembangan UKM berorientasi ekspor dan peningkatan efisiensi pelayanan, pengamanan dan perlindungan ekspor.
“Prioritasnya untuk pengembangan ekspor. Kami bantu untuk promosi ke pasar internasional dengan mempertemukan UKM unggulan kita dengan para calon pembeli di luar negeri. Ada pertemuannya, UKM yang ada di Kaltim setiap tahunnya akan diberikan kesempatan. Cuma memang harus ada kepastian jumlah produksi,” kata Sa’duddin saat ditemui di ruang kerjanya Senin (2/1/2023).
Saat ini lanjut Sa’duddin sudah ada 50 UKM di Kaltim yang sukses melakukan ekspor. Rinciannya, 7 UKM hasil perikanan, 8 UKM hasil perkebunan, 7 UKM hasil pertanian, 11 UKM kayu/moulding/decking, 10 UKM kerajinan, 1 UKM limbah minyak jelantah, 5 UKM food and beverages, dan 1 UKM home decor.
“UKM ekspor itu tersebar di 6 kabupaten dan kota. Sebanyak 25 UKM ada di Samarinda, 5 UKM ada di Berau, 2 UKM di Kutai Timur, 2 UKM di Bontang, 6 UKM di Kutai Kartanegara, dan 8 UKM di Balikpapan,” ungkap Sa’duddin.
Seluruh komoditi UKM yang menembus pasar ekspor ini paling banyak ditujukan ke China. Tak hanya menyasar Asia saja, komoditi hasil UKM Kaltim juga tembus hingga Eropa.
“Memang untuk ekspor ada syarat-syarat tertentu dan jumlah produksinya pasti. Untuk pembinaan UKM juga akan kami bantu sampai ke administrasi ekspornya, bukan hanya memantau kualitasnya saja,” tukasnya. (Dys/Dra)