Jalan Tanah Penghubung Kaltim Kaltara Digarap Meski Medan Ekstrem

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-PERA) Kaltim, Firnanda (Foto: Ree/Kaltimetam.id)

Kaltim, Kaltimetam.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) tengah menggenjot pembangunan jalan strategis lintas provinsi yang menghubungkan Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) di Kaltim dengan Kabupaten Malinau di Kalimantan Utara (Kaltara). Proyek ini diproyeksikan menjadi jalur darat pertama yang membuka isolasi wilayah pedalaman perbatasan, dengan panjang total mencapai 144 kilometer.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR-PERA) Kaltim, Firnanda, mengungkapkan bahwa proyek ini dikerjakan melalui sinergi antara pemerintah daerah, pihak perusahaan pemilik jalan, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai pelaksana teknis di lapangan.

“Ini bukan pembangunan baru, tapi perbaikan jalan tanah yang sudah ada. Anggarannya sekitar Rp28 miliar. Jadi tidak ada konstruksi aspal atau beton. Target kami minimal kendaraan bisa lewat tanpa harus bermalam di jalan,” ujar Firnanda saat dikonfirmasi, Rabu (2/7/2025).

Dijelaskannya bahwa, dari total 144 kilometer jalur yang sedang dibuka, sepanjang 122 kilometer berada di wilayah Kaltim, dan sisanya 22 kilometer di wilayah Kaltara. Dari 122 kilometer itu, sekitar 80 kilometer berada dalam kawasan milik perusahaan, yang dalam hal ini disebutkan adalah Somalindo, perusahaan berbasis kehutanan yang memberikan akses atas jalur tersebut.

Namun, realisasi di lapangan masih jauh dari tuntas. Firnanda menyebut progres saat ini baru menyentuh sekitar 3 kilometer. Hal ini bukan tanpa alasan. Medan ekstrem, cuaca tak menentu, serta kondisi geografis yang rawan longsor dan jembatan putus menjadi hambatan utama.

“Tim survei bahkan belum tembus sampai ke dalam. Mereka harus ukur dan cek secara detail, bukan hanya melintas. Medannya berat, ada jurang dan longsor. Jadi mereka bisa berhari-hari di lapangan,” jelasnya.

Kendati demikian, pembangunan tidak hanya menunggu survei selesai. Pekerjaan fisik dikerjakan paralel dengan metode bertahap. Alat berat terus didorong masuk untuk membuka jalur, sedikit demi sedikit.

“Kita dorong terus alat berat masuk. Mungkin bisa tembus 3 sampai 5 kilometer dulu. Yang penting bisa dilalui kendaraan. Tidak muluk-muluk, tidak harus aspal, yang penting bisa tembus,” tegas Firnanda.

Lebih jauh, proyek jalan Mahulu–Malinau ini dipandang sebagai terobosan penting untuk membuka isolasi wilayah pedalaman yang selama ini sangat bergantung pada akses sungai dan udara. Selain memperpendek jarak tempuh antarwilayah, konektivitas darat ini juga diharapkan menjadi pendorong ekonomi baru bagi masyarakat lokal.

Sebagai informasi, Mahulu merupakan kabupaten termuda di Kaltim dan dikenal sebagai salah satu daerah dengan infrastruktur terbelakang akibat kondisi geografisnya yang ekstrem. Sementara Malinau adalah salah satu kabupaten di Kaltara yang juga memiliki tantangan serupa.

“Kalau nanti jalan ini tembus, dampaknya bukan hanya soal akses, tapi juga akan mendukung pemerataan pembangunan di kawasan perbatasan negara,” tutupnya. (REE)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id