Samarinda, Kaltimetam.id – Samarinda kembali dikepung banjir. Hujan deras yang mengguyur sejak dini hari pukul 04.40 WITA pada Selasa (27/5/2025) menyebabkan puluhan titik di berbagai kawasan terendam air, mulai dari jalan protokol hingga fasilitas pendidikan.
Meski kondisi tidak ideal, semangat siswa dalam mengikuti Ujian Akhir Semester (UAS) tetap menyala, menjadikan peristiwa ini sebagai potret ketangguhan warga di tengah bencana.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terjadi selama beberapa jam, mengakibatkan sistem drainase tidak mampu menampung debit air. Akibatnya, terjadi genangan di sedikitnya 24 titik di berbagai kawasan kota.
“Wilayah terdampak banjir tersebar di beberapa jalan utama, seperti Jalan DI Panjaitan (depan Terminal Lempake dan depan Sekolah Bunga Bangsa), Simpang 3 Air Hitam di bawah Flyover, Simpang Mugirejo, Simpang Gunung Kapur, hingga Jalan P. Suryanata di kawasan Air Putih,” ujar Suwarso, Kepala BPBD Samarinda.
Genangan juga terjadi di Jalan A. Yani (Simpang Remaja), Jalan Kebaktian, dan Jalan Kemerdekaan. Ketinggian air di lokasi-lokasi ini bervariasi, mulai dari 10 hingga 50 sentimeter. Beberapa ruas jalan dilaporkan tidak bisa dilalui kendaraan roda dua, dan arus lalu lintas terganggu selama beberapa jam.
Yang menarik, meski sejumlah sekolah terdampak banjir, tidak semuanya menghentikan kegiatan belajar-mengajar. Beberapa sekolah justru memilih untuk tetap melaksanakan Ujian Akhir Semester. Salah satu contohnya adalah SDN 013 Samarinda Kota. Sekolah yang turut tergenang ini tetap melanjutkan pelaksanaan ujian dengan sejumlah penyesuaian.
“Siswa tetap mengikuti ujian, lalu langsung dipulangkan setelah selesai,” ungkap Mega, seorang guru di SDN 013.
Ia mengaku bangga dengan semangat siswa-siswinya yang tetap hadir meski harus melewati jalanan tergenang air.
Namun tidak semua sekolah bisa bersikap serupa. Di Kecamatan Palaran, empat sekolah dasar SDN 05, SDN 011, SDN 014, dan SDN 019 dilaporkan menghentikan kegiatan karena air sudah mencapai ketinggian di atas lutut. Beberapa siswa tidak dapat hadir karena akses ke sekolah terputus.
“Di sekolah anak saya, siswa yang tidak bisa datang karena terjebak banjir diberikan ujian susulan,” kata Yeyen, wali murid SDN 002 Kebaktian.
Bencana hari itu tak berhenti pada banjir. Hujan deras juga menyebabkan pohon tumbang di Jalan Lambung Mangkurat, serta tanah longsor di lima titik berbeda. Lokasi longsor tersebar di Jalan Gerilya Solong, Jalan Giri Makmur, Jalan Lily 2 di Perumahan Talangsari, Jalan Batu Cermin (Kelurahan Sempaja Utara), dan Jalan Proklamasi Blok O Dalam.
Beruntung, tidak ada laporan korban jiwa dalam peristiwa pohon tumbang dan longsor tersebut. Petugas BPBD Samarinda langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan penanganan cepat dan memastikan keselamatan warga sekitar.
Menghadapi bencana ini, BPBD bersama instansi terkait terus bersiaga dan mengintensifkan patroli ke daerah rawan banjir dan longsor. Suwarso menyatakan pihaknya siap menangani laporan dari warga, baik untuk evakuasi, penyedotan air, maupun pengamanan infrastruktur.
“Kami mengimbau warga untuk tetap waspada, khususnya yang berada di wilayah rendah dan dekat dengan tebing. Hujan dengan intensitas tinggi diperkirakan masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan,” himbaunya.
Banjir bukanlah hal baru bagi warga Samarinda. Setiap musim hujan, kota ini kerap dilanda genangan yang melumpuhkan aktivitas masyarakat. Permasalahan klasik seperti sistem drainase yang belum optimal, alih fungsi lahan, serta pembangunan yang tidak ramah lingkungan menjadi faktor yang memperparah situasi.
Namun di balik bencana, terselip ketangguhan masyarakat. Semangat siswa yang tetap mengikuti ujian di tengah genangan, upaya guru dalam menyesuaikan kondisi, serta respons cepat dari pemerintah kota menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian sosial masih hidup di tengah ujian alam. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id