Indeks  

Rencana Kaltim Ubah Arah Roda Perekonomian ke Industri Ramah Lingkungan

industri ramah lingkungan
Destinasi Pariwisata Labuan Cermin, Kabupaten Berau (Dok. Dispar Kaltim)

Samarinda, Kaltimetam.id – Roda perekonomian Kalimantan Timur (Kaltim) yang selama ini masih bergantung pada industri pertambangan dan migas sepertinya akan segera berubah haluan. Sebab, Pemprov Kaltim berencana merubah perkembangan investasi ke industri ramah lingkungan.

 

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Puguh Harjanto menerangkan jika ke depan perekonomian Kaltim berubah ke sumber daya alam terbarukan. Berbanding terbalik dengan sektor ekonomi yang selama ini diunggulkan, yakni pertambangan batu bara dan migas.

 

Pariwisata dan pertanian menjadi sektor yang kini dianggap paling berpotensi dalam melakukan perubahan arah ekonomi Kaltim. Namun, untuk mencapai perubahan arah ekonomi terbarukan ini peningkatan iklim investasi daerah perlu menjadi prioritas. Hal ini agar tercapainya peningkatan investasi setiap tahunnya. Tentunya dengan didukung pengembangan inovasi dan kreativitas para pengusaha.

 

“Kami akan dorong sektor investasi di luar industri ekstraktif. Sektor pertanian dan pariwisata akan jadi fokusnya. Target investasi kami tahun ini Rp59 triliun,” ujar Puguh.

 

DPMPTSP Kaltim menilai, sektor pariwisata punya multiplier effect yang luas. Sementara itu, sektor pertanian bisa menjangkau lebih banyak tenaga kerja.

 

“Pertanian itu dalam arti luas ya. Termasuk mencakup kelautan dan perikanan,” tambah dia.

 

Untuk mendukung perubahan arah ekonomi ke industri ramah lingkungan ini, promosi yang lebih masif dan terjalinnya kerja sama luar negeri akan menjadi langkah yang dilakukan. Termasuk kemudahan dalam mengurus perizinannya.

 

Selain itu, guna memaksimalkan investasi di luar sektor migas dan batu bara, DPMPTSP mulai membangun komunikasi dengan kementerian teknis terkait dan organisasi perangkat daerah (OPD) yang akan bertindam sebagai pengelola di sektor hulu untuk persiapan bahan baku produksi.

 

“Dinas teknis sektoral di hulunya juga harus siap tampil. Jangan sampai investasi datang, tapi barangnya tidak ada. Itu jadi tidak masuk akal,” tukasnya. (DYS/RTA)

 

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version