Samarinda, Kaltimetam.id – Pemerintah Kota Samarinda menegaskan komitmennya menyelesaikan proyek pembangunan gorong-gorong di Jalan Kenangan sesuai tenggat waktu kontrak, meski sejumlah kendala teknis di lapangan terus menghambat.
Proyek yang dikerjakan sejak Juli 2025 itu ditujukan untuk mengatasi masalah banjir yang kerap melanda kawasan padat penduduk di wilayah tersebut. Namun, pelaksanaan di lapangan tidak berjalan mulus. Intensitas hujan tinggi dan kondisi jalan utama yang sempit membuat proses pembangunan berjalan lebih lambat dari yang direncanakan.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kota Samarinda, Darmadi, menjelaskan bahwa progres pengerjaan hingga pertengahan Oktober telah mencapai sekitar 70 persen.
Ia memastikan proyek sepanjang 94 meter tersebut masih berada dalam koridor waktu yang diatur dalam kontrak kerja.
“Kontrak proyek ini berakhir pada 3 Desember 2025. Sekarang yang sudah dikerjakan sekitar 62 meter,” jelasnya, Selasa (21/10/2025).
Menurut Darmadi, medan proyek menjadi salah satu tantangan utama. Lokasi pengerjaan yang berada di tengah jalan utama menghambat mobilisasi alat berat maupun pengiriman material.
Belum lagi, ketika hujan deras turun, air masuk ke area galian dan memaksa pekerja menghentikan aktivitas sementara.
“Kendala utamanya medan. Karena dikerjakan di tengah jalan, jadi mobilisasi alat maupun material agak susah. Kalau hujan, air masuk dan harus dikeringkan dulu sebelum lanjut kerja,” ujarnya.
Meski begitu, Dinas PUPR memastikan telah berkoordinasi dengan pihak kontraktor dan konsultan proyek untuk mempercepat pekerjaan tanpa mengabaikan keselamatan pekerja dan kenyamanan warga sekitar.
“Kami sudah langsung menghubungi kontraktor dan konsultan proyek untuk mencari solusi agar pekerjaan bisa dipercepat dan tidak terlalu mengganggu aktivitas warga,” tutur Darmadi.
Pemerintah, lanjutnya, juga terus memantau kondisi di lapangan setiap hari. Ia berharap masyarakat tidak terpancing dengan situasi sementara di lokasi pekerjaan, karena proses tersebut merupakan bagian dari upaya besar memperbaiki sistem drainase di kawasan Samarinda Seberang.
“Kami mohon pengertian dari warga. Kami tidak bermaksud memperlambat pekerjaan, tapi kondisinya di lapangan memang cukup berat. Yang penting, proyek ini bisa selesai sesuai kontrak,” pungkasnya.
Sementara itu, dari pantauan di lokasi, aktivitas pekerja masih berlangsung. Empat orang tenaga kerja terlihat melakukan pengecoran saluran di sisi jalan yang sebagian besar sudah tertutup galian. Spanduk protesan warga sudah tidak lagi terpasang, meski begitu para warga masih merasakan keresahan akibat dampak pekerjaan yang memotong akses jalan itu.
Salah satu warga, Harto, mengaku kondisi jalan yang terganggu membuat kegiatan warga dan pedagang sekitar tidak berjalan normal. Ia menilai, jumlah tenaga kerja di lapangan masih terlalu sedikit untuk proyek sebesar itu.
“Proyek ini sudah hampir tiga bulan, tapi yang kerja cuma empat orang, kadang malah cuma dua. Jadi ya lama selesainya,” ujarnya.
Selain persoalan tenaga kerja, Harto juga menyebut curah hujan yang tinggi kerap memperlambat proses pengerjaan.
“Hujan jadi kendala, karena airnya masuk ke gorong-gorong, jadi harus dikeringkan dulu baru bisa lanjut kerja,” katanya.
Ia berharap proyek tersebut benar-benar rampung sesuai target agar jalan utama kembali bisa dilalui dengan lancar.
“Yang kasihan itu pedagang. Karena jalannya digali, mereka pindah ke depan dan harus bayar sewa tempat baru,” tuturnya. (REE)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id