Kondisi Memprihatinkan SDN 020 Samarinda Utara, Kepala Sekolah Minta Renovasi Total

Kondisi terkini SDN 020 Samarinda Utara ruang kelas memiliki atap yang bocor dan ada beberapa bangunan yang dindingnya jebol. (Foto: SIko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – SD Negeri 020, yang terletak di Jalan Karya Baru II, Kelurahan Sempaja Selatan, Kecamatan Samarinda Utara, Kalimantan Timur, saat ini berada dalam kondisi yang sangat memprihatinkan.

Sekolah yang telah berdiri sejak tahun 1984 ini mengalami kerusakan serius, hingga membahayakan keselamatan para siswa dan guru. Meskipun pernah mendapatkan perbaikan pada tahun 2001 dan 2007, situasi sekarang menunjukkan bahwa bangunan ini membutuhkan renovasi total.

Kepala Sekolah SDN 020, Hadijah, yang mulai menjabat pada Desember 2022, mengungkapkan bahwa kondisi sekolah sudah sangat kritis sejak awal dia masuk.

“Saat pertama kali saya menjabat, kondisi sekolah sudah sangat rusak. Salah satu hal paling mengkhawatirkan adalah plafon yang terbuat dari pliwut, tidak memiliki penyangga, dan kini sudah melengkung serta hampir roboh. Saya bahkan membuat video YouTube berjudul Rayap Mengamuk di SDN 020 untuk menunjukkan betapa parahnya kerusakan ini. Di sana terlihat jelas betapa hancurnya bangunan sekolah kami,” ungkap Hadijah.

Tidak hanya plafon, dinding-dinding kelas juga berlubang di berbagai bagian. Di lantai atas, dinding sudah tembus ke luar, sedangkan di lantai bawah, dinding kelas dan dinding bagian luar banyak yang jebol.

“Bahkan, dari beberapa sisi sekolah, jurang di bawah gedung terlihat jelas. Kondisi ini tentu sangat membahayakan, terutama bagi siswa-siswi yang masih kecil dan kerap berlarian di sekitar gedung,” ujar Hadijah.

Lebih lanjut, ia membeberkan bahwa kondisi terparah terjadi saat hujan besar mengguyur kota Samarinda. Hujan deras kerap mengganggu aktivitas belajar mengajar karena air masuk ke dalam kelas, karena atap yang bolong dan bocor. Video yang viral baru-baru ini memperlihatkan bagaimana sekolah ini tidak lagi mampu melindungi murid-murid dari cuaca buruk.

“Baru kali ini kami videokan karena hujannya sangat deras. Sebelumnya, kami hanya pindah kelas atau keluar ruangan, tapi hari itu semua kelas terpaksa berhenti belajar,” jelasnya.

Sekolah ini memiliki 168 siswa, namun hanya 6 ruang kelas yang tersedia, sementara satu kelompok belajar terpaksa menggunakan perpustakaan sebagai ruang kelas darurat. Ironisnya, perpustakaan itu pun dalam kondisi rusak dengan dinding yang berlubang dan atap yang bocor. Lantai perpustakaan pun sudah lapuk, sehingga tidak bisa lagi menampung kegiatan belajar secara optimal.

“Dengan ruang kelas yang terbatas dan rusak, kami berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga kegiatan belajar tetap berjalan. Tapi dengan kondisi bangunan yang seperti ini, semuanya sangat terbatas,” katanya.

Sebagai kepala sekolah, Hadijah telah mengajukan beberapa proposal kepada pihak berwenang untuk mendapatkan bantuan renovasi. Dia berharap pemerintah segera merespons situasi ini sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Saya sudah mengajukan proposal bantuan renovasi total kepada pemerintah. Harapan saya, sekolah ini bisa dibangun ulang menjadi bangunan permanen yang terbuat dari beton. Sebagian besar bangunan saat ini sudah lapuk dan berbahaya. Kami berharap ada intervensi cepat dari pemerintah untuk mencegah risiko yang lebih besar,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id