Kebakaran RSUD AWS Samarinda Ungkap Lemahnya Sistem Proteksi Gedung Vital

Sisa puing-puing Kebakaran di RSUD AWS Samarinda. (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Suasana dini hari di kawasan Jalan Palang Merah, Samarinda, mendadak riuh pada Rabu (30/7/2025) sekitar pukul 02.30 WITA. Kepulan asap pekat tampak membumbung dari kompleks RSUD Abdul Wahab Sjahranie, rumah sakit rujukan utama di Kalimantan Timur. Suara sirine mobil pemadam kebakaran memecah keheningan malam, menandai adanya insiden serius yang akan menyisakan lebih dari sekadar jejak arang dan dinding menghitam.

Kebakaran terjadi di Gedung Poliklinik, melanda dua ruangan yang masing-masing berada di lantai dua dan tiga. Api diduga berasal dari korsleting listrik, namun penyelidikan lebih lanjut masih berlangsung. Meski tidak menelan korban jiwa maupun luka-luka, insiden ini membuka ruang kritis terhadap kesiapan sistem keselamatan kebakaran di salah satu fasilitas layanan kesehatan terpenting di Kalimantan Timur.

Pelaksana Umum Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kota Samarinda, Hery Suhendra, menyebutkan bahwa laporan kebakaran diterima pukul 02.30 WITA. Petugas tiba di lokasi lima menit kemudian dan segera memulai proses pemadaman.

“Titik api diketahui berada di ruang fisioterapi lantai dua dan ruang dikti (ruang rapat) di lantai tiga. Pemadaman selesai sekitar pukul 03.50 dini hari,” kata Hery.

Dalam penanganan itu, Disdamkarmat mengerahkan enam unit mobil pemadam dan 17 personel dari dua posko. Proses evakuasi dan pengamanan area turut dibantu oleh berbagai instansi, mulai dari Relawan Kebakaran (Redkar), PMK swasta, Polsek Samarinda Ulu, Satpol PP, Dinas Perhubungan, hingga tim medis dari PMI dan Emergency Medical Team Kota Samarinda.

Iwan Wahyudin, anggota tim rescue dari Posko 2, mengungkapkan bahwa kendala utama yang dihadapi adalah asap yang terperangkap di dalam ruangan.

“Kami tidak menemui kendala besar selain visibilitas yang rendah akibat asap tebal. Tapi secara keseluruhan, penanganan berjalan lancar,” ujarnya.

Setelah api berhasil dijinakkan, fakta yang lebih mengejutkan terkuak yaitu sistem proteksi kebakaran di rumah sakit ternyata tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Kepala Disdamkarmat Samarinda, Hendra AH, menyoroti bahwa hydrant internal tidak dapat langsung digunakan saat kebakaran terjadi.

“Pompa air tidak menyala otomatis karena aliran listrik utama rumah sakit dipadamkan. Untuk menyalakannya, petugas harus mengakses mesin pompa secara manual, yang letaknya jauh dari titik kebakaran. Waktu yang dibutuhkan ini sangat krusial,” ungkap Hendra.

Tak hanya itu, tekanan air dari sistem pemadam internal pun dinilai tidak memadai untuk mendukung pemadaman di bangunan sebesar dan sekompleks RSUD Abdul Wahab Sjahranie.

“Kapasitas pompa air tidak sebanding dengan luas bangunan. Ini sangat berisiko karena kita bicara rumah sakit yang menangani ratusan pasien setiap hari,” tambahnya.

Lebih ironis lagi, di area ruangan yang terbakar tidak ditemukan sistem sprinkler alat semprot otomatis yang secara standar dipasang di bangunan publik bertingkat tinggi. Ketidakhadiran sprinkler dianggap sebagai kelalaian sistemik, mengingat fungsi alat tersebut sangat vital untuk mencegah penyebaran api sejak awal.

Menanggapi hal itu, Direktur Utama RSUD Abdul Wahab Sjahranie, dr. Indah Puspita Sari, membenarkan bahwa sistem proteksi di bangunan yang terbakar masih menggunakan sistem manual dan belum dilengkapi sprinkler.

“Gedung yang terbakar merupakan bagian dari bangunan lama. Sistem hydrant memang belum otomatis. Kami sudah mengambil langkah awal pemadaman dengan APAR dan mengaktifkan pompa air secara manual,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa ruangan yang terbakar tidak berkaitan langsung dengan pelayanan pasien, sehingga operasional medis di rumah sakit tetap berjalan normal.

“Fisioterapi digunakan untuk pertemuan staf, bukan tindakan medis. Tidak ada gangguan terhadap layanan IGD maupun ruang perawatan,” tegasnya.

Terkait minimnya sistem proteksi, Indah menyatakan pihaknya telah menyiapkan rencana pembangunan sistem keamanan kebakaran yang lebih modern.

“DED (Detail Engineering Design)-nya sudah disusun. Kami targetkan pembangunan sistem proteksi modern, termasuk sprinkler dan hydrant otomatis, akan dimulai pada tahun 2026,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version