Kaltim Bersiap Lepas dari Ketergantungan Batu Bara Menuju Energi Bersih 2045

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim, Bambang Arwanto. (Foto: Ree/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id  – Di tengah upaya dunia beralih dari energi kotor menuju sumber daya yang lebih ramah lingkungan, Kalimantan Timur (Kaltim) kini berdiri di persimpangan penting.

Wilayah yang selama ini dikenal sebagai salah satu penghasil energi fosil terbesar di Indonesia harus menyiapkan strategi matang untuk bertahan di era baru: era energi terbarukan.

Transformasi ini bukan sekadar pilihan, melainkan keniscayaan. Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim, Bambang Arwanto, menyebut bahwa perubahan arah energi global menuntut pemerintah daerah untuk segera menyesuaikan diri.

“Sebenarnya energi terbarukan itu kan suatu keniscayaan bahwa kita memang harus bertransformasi menuju energi terbarukan,” ujarnya, Jum’at (17/10/2025).

Bagi Kaltim, transisi ini membawa dua sisi mata uang. Di satu sisi, peluang besar terbuka untuk mengembangkan investasi hijau dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya tak terbarukan.

Namun di sisi lain, tantangan berat menanti, sebab lebih dari separuh pendapatan daerah sekitar 60 persen masih bergantung pada energi fosil.

Menurunnya permintaan global terhadap batu bara dan minyak bumi menjadi sinyal kuat bahwa perubahan tak lagi bisa ditunda. Dalam proyeksi Rencana Umum Energi Daerah (RUED), Kaltim menargetkan penggunaan energi baru terbarukan mencapai 70 persen pada tahun 2045, sebuah langkah ambisius yang menandai arah baru bagi ekonomi daerah.

Namun Bambang mengingatkan, peralihan menuju energi bersih tidak semudah membalikkan telapak tangan. Transisi yang terburu-buru justru berisiko mengguncang fondasi ekonomi daerah yang selama ini ditopang oleh industri energi konvensional.

“Kalau misalnya kita bertransformasi itu juga seperti si Malakama, pasti kita akan kehilangan pendapatan yang dari energi fosil dan memang juga harus kita siapkan untuk itu,” jelasnya.

Pemerintah daerah, katanya, kini tengah menyiapkan peta jalan transisi energi yang tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur EBT, tetapi juga menyiapkan alternatif pendapatan baru bagi daerah.

Strategi ini diharapkan mampu mengurangi dampak ekonomi sekaligus membuka ruang bagi pertumbuhan hijau yang lebih berkelanjutan.

“Tetapi yang jelas kita bisa bertransformasi dengan energi bersih. Nah lingkungan menjadi lebih baik dan sebagainya,” pungkasnya. (REE)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version