Samarinda, Kaltimetam.id – Operasi pasar murah menjadi langkah dalam menyiasati laju inflasi di Samarinda. Khususnya jelang bulan Ramadhan 2023, di mana konsumsi masyarakat meningkat, ketersediaan beras murah pun menjadi solusi dari Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda.
Sebanyak 24 ribu kepala keluarga (KK) di 59 kelurahan di Kota Tepian menjadi target dalam penyaluran beras kualitas medium sebanyak 120 ton. Harga yang dibanderol juga jauh lebih murah dari pasaran. Hanya Rp43 ribu untuk sekarung beras medium lima kilogram atau Rp8.00 per kilogramnya.
Baca juga berita terkait: Operasi Pasar Murah Tekan Inflasi di Samarinda
Beras Murah untuk Rakyat Kecil
Ketika harga beras termurah di pasaran menurut laman Dinas Perdagangan (Disdag) kini menyentuh Rp9.950. Harga tersebut memiliki selisih Rp1.350 per kilogramnya atau Rp6.750 hingga Rp13.375 per kemasan 5 kilogramnya.
“Senang sekali tentunya. Apalagi bisa membantu rakyat kecil seperti ini. Harganya lebih murah. Biasanya harganya Rp 50 ribu lebih, tapi ini cuma Rp 43 ribu saja,” kata Parmi warga Jalan Arif Rahman Hakim, Kelurahan Sungai Pinang Luar, setelah membeli beras medium murah.
Beras 5 Kilogram Tak Cukup untuk Satu Bulan
Beras sebanyak lima kilogram, sebenarnya hanya mencukupi kebutuhan satu keluarga selama sebulan penuh. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata konsumsi beras per kapita selama sepekan pada 2022 mencapai 1,2 kilogram atau 4,9 kilogram sebulan dengan asumsi satu keluarga berisi empat orang.
Besaran konsumsi 4,9 kilogram itu rupanya tak berlaku bagi keluarga Parmi. Beras medium lima kilogram bantuan Pemkot ini rupanya hanya mampu bertahan selama sepekan.
“Kalau saya palingan cuma empat sampai lima hari saja sudah habis, karena keluarga saya banyak. Anak saya ada empat, cucu juga ada tiga, jadi cepat habis. Yah semoga bisa lebih sering lah diadakan ini (beras murah) apalagi dekat-dekat lebaran nanti. Semoga saja ada lagi,” harap ibu rumah tangga berumur 64 tahun ini.
Stok Beras di Samarinda Masih Cukup
Menanggapi hal itu, Kepala Disdag Samarinda, Marnabas Pataroy menjelaskan ketersedian beras Kota Tepian sebenarnya masih mencukupi. Bahkan diperkirakan stok beras Ibu Kota Kaltim mampu bertahan hingga perayaan Idul Fitri 2023.
Namun, akibat adanya isu kenaikan beras secara nasional, membuat adanya fenomena “panic buying” dan mempengaruhi harga beras di.
“Sebenarnya beras di pasaran itu masih banyak, cuman memang ada isu (kenaikan harga beras) dari nasional makanya kita terdampak. Harga ikut naik, jadi (operasi pasar murah) ini langkah kami untuk menyasar sampai lapisan bawah dan netralisir lonjakan harga,” terang dia.
Upayakan Harga Stabil agar Inflasi di Samarinda Terkendali
Harga bahan pokok dan penting (Bapokting) pun diupayakan terus diuapayakan Disdag Samarinda tetap stabil. Pantauan harga dan stok terus dilakukan setiap harinya.
Hal itu sebagai gambaran untuk mengambil langkah mengintervensi harga pasar jika terjadi kenaikan harga.
Marnabas juga mengatakan, tidak menutup kemungkinan operasi pasar murah kembali digelar. Namun, pihaknya akan mengamati perkembangan pasar yang ada. Sebab jika terus-terusan dilakukan maka akan meningkatkan angka deflasi.
“Kita lihat situasi (pasar) dahulu, kalau terus-terusan bisa terjadi deflasi. Pemerintah itu kan menjaga kestabilan. Jika campur tangan pemerintah terlalu besar malah bisa membuat perekonomian terhambat. Terpenting masyarakat jangan panic buying, biar ketersedian stok tetap terjaga dan tidak ada lonjakan harga,” pungkas dia. (DAD/RTA)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id
Baca juga berita ekonomi terkait: Harga Bahan Pokok di Kaltim Relatif Aman