Samarinda, Kaltimetam.id – Jelang bulan suci Ramadhan 2023, Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda, fokus untuk menekan laju inflasi di Samarinda. Salah satu caranya adalah dengan mengelar operasi pasar murah.
Kegiatan operasi pasar murah ini digelar perdana bersama Pemerintah Kota Samarinda bersama dengan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) di Kecamatamn Samarinda Kota pada Kamis (16/2/2023). Langkah ini diklaim dapat menekan lonjakan kenaikan harga bahan pokok dan penting (bapokting).
Wali Kota Samarinda, Andi Harun mengatakan, operasi pasar selain menekan harga kebutuhan pokok, juga menjaga pertumbuhan ekonomi di Kota Tepian tetap tumbuh positif.
Jual Beras di Bawah Harga Pasaran
Dalam operasi pasar ini, 120 ton beras dalam paket 5 kilogram disalurkanke 59 kelurahan di Kota Tepian. Penyaluran beras kualitas medium ini sejatinya telah dilakukan Perum Bulog sejak 14 Februari lalu. Nantinya setiap kelurahan yang telah mendapatkan pasokan beras tersebut bisa segera menggelar operasi pasar komoditas beras.
Adapun harga paket beras seberat lima kilogram dibanderol Rp43 ribu atau seharga Rp8,6 ribu per kilogram. Harga yang ditawarkan ini jauh lebih rendah dari harga ecer tertinggi (HET) saat ini, yang berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, HET beras di Kaltim per 16 Februari 2023 mencapai Rp13.000 untuk setiap satu kilogramnya.
“Harga di pasaran saat ini untuk packaging lima kilogram rata-rata sudah Rp70 ribu. Sementara dari operasi pasar ini dijual seharga Rp43 ribu, di bawah HET,” jelas Andi Harun.
Baca juga berita terkait: Hati-hati Kenaikan Harga Bahan Pokok di Samarinda
Beras Murah untuk Masyarakat yang Membutuhkan
Terkait penyaluran beras yang dibanderol di bawah HET ini ditargetkan khusus untuk 24 ribu kepala keluarga (KK) yang sebelumnya telah terdata dan diberikan kupon pembelian. Penyaluran ini diklaim tepat sasaran.
Sebab, dalam pendataannya pihak kelurahan yang dibantu setiap rukun tetangga (RT) setempat kembali disupervisi oleh pihak kecamatan setempat. Sehingga benar-benar menyasar kepada masyarakat yang membutuhkan, dan tidak terjadi data ganda.
“Jadi kemungkinan miss-nya data itu sangat kecil. Apalagi kami juga sudah punya big data, baik yang berupa DTKS maupun PKH, tapi itu pun kami melakukan pendataan entry by name, by addres dan by KK sudah dilaksanakan di setiap kelurahan. Jadi bukan hanya data DTKS dan PKH dari Kementerian Sosial. Tapi juga saya wajibkan camat dan lurah untuk pendataan door to door. Jika pun ada margin of error-nya tidak sampai satu persen,” sebutnya.
Kendalikan Inflasi di Samarinda dan Kaltim
Orang nomor wahid di lingkung Pemkot Samarinda ini juga memastikan ketersedian bahan pokok dan penting (bapokting) di Samarinda masih tercukupi hingga Idul Fitri 2023 mendatang. Menjaga stok, serta stabilitas rantai pasok bapokting ini dianggap menjadi salah satu kunci lainnya dalam pengendalian inflasi. Termasuk inflasi di Kalimantan Timur.
Pasalnya, menurut dia, Samarinda merupakan daerah penyambung atau transit dalam hal jalur distribusi di Kaltim. Selain itu, untuk kebutuhan pangan Kota Tepian masih bergantung pada daerah Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.
“Saat 16 Januari lalu, seluruh forkopimda dikumpulkan Bapak Presiden di Sentul. Memang telah diberikan sinyal terkait kenaikan harga beras dan kami langsung mengambil langkah ini (operasi pasar). Karena kami menyadari Samarinda bukan daerah penghasil (beras). Tapi kami juga ingin kabarkan ke masyarakat jika stok (bapokting) masih cukup,” jelas Andi Harun. (DYS/RTA)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id
Baca juga berita mengenai Kota Samarinda lainnya: Bangunan Sudah Mengkhawatirkan, Pemkot Samarinda Berencana Rekonstruksi Pasar Pagi