Samarinda, Kaltimetam.id – Tantangan besar masih menghantui pembangunan pendidikan di Samarinda. Ketimpangan fasilitas digital, minimnya literasi teknologi di kalangan guru, serta kekurangan tenaga pendidik menjadi tiga persoalan utama yang belum terselesaikan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Samarinda, Asli Nuryadin, menegaskan bahwa ketiga isu tersebut harus ditangani secara serius.
Di kota ini tercatat 742 satuan pendidikan dengan total peserta didik mencapai 129.221 orang. Namun, jumlah guru yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan. Pendataan terbaru menemukan defisit 382 tenaga pendidik.
“Ini menjadi perhatian serius dan kami berharap ada kebijakan penempatan bagi lulusan PPG agar sekolah mendapatkan tenaga pendidik berkualitas,” ujar Asli, Rabu (26/11/2025).
Persoalan lain muncul dari upaya digitalisasi yang belum merata. Berdasarkan data Disdikbud, masih terdapat 9 sekolah yang tidak memiliki akses internet aktif, 5 sekolah belum memiliki perangkat komputer atau laptop, 199 sekolah belum memiliki Chromebook, dan sekitar 8 persen sekolah belum memiliki proyektor sebagai sarana pembelajaran.
Asli menilai perlunya verifikasi langsung di lapangan untuk memastikan akurasi kondisi tersebut, terutama karena data itu terhubung dengan kebijakan satu data kota.
“Harus ditelusuri apakah sekolah-sekolah itu berada di blank spot atau memang belum tersentuh jaringan,” jelasnya.
Dari sisi kompetensi, tingkat literasi digital tenaga pengajar juga belum menunjukkan peningkatan signifikan.
Pemetaan menunjukkan kemampuan dasar berada di angka 52,71 persen, kategori menengah mencapai 73,49 persen, dan tingkat mahir baru menyentuh 42,77 persen.
Menurut Asli, tantangan ini tidak bisa dibiarkan.
“Kita sudah di era digital. Tantangan ini harus dijawab lewat pelatihan dan pendampingan berkelanjutan,” pungkasnya. (REE)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id
