Bangun Dua Lantai, Pemkot Samarinda Gelontorkan Rp200 Miliar untuk Renovasi Pasar Segiri

Kondisi terkini Pasar Segiri Samarinda yang akan segera direvitalisasi oleh Pemkot dengan anggaran sekitar Rp200 miliar. (Foto: Ree/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Pemerintah Kota Samarinda memangkas anggaran pembangunan Pasar Segiri dari semula Rp257 miliar menjadi sekitar Rp200 miliar. Penyesuaian itu dilakukan untuk menyesuaikan kebutuhan fisik bangunan serta menjaga efisiensi penggunaan dana daerah.

Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, mengatakan pemangkasan tersebut merupakan hasil evaluasi bersama antara pemerintah kota dan pihak konsultan perencana. Dengan desain pasar yang hanya dibangun dua lantai, anggaran sebesar Rp200 miliar dianggap sudah cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan konstruksi.

“Dari pengajuan awal sebesar Rp257 miliar, kami menyesuaikan menjadi maksimal Rp200 miliar, karena bangunannya hanya dua tingkat,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).

Marnabas menegaskan, efisiensi anggaran tidak berarti menurunkan kualitas proyek. Pemerintah, kata dia, justru ingin memastikan dana publik digunakan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan lapangan.

Pasar Segiri yang menjadi pusat perdagangan terbesar di Kalimantan Timur membutuhkan perencanaan matang agar tidak terjadi pemborosan, sekaligus memastikan desain bangunan tetap fungsional.

Pasar tersebut akan dibangun dua lantai dengan konsep khusus bagi aktivitas grosir bahan pokok seperti beras, cabai, bawang merah, dan hasil pertanian lainnya.

Marnabas menjelaskan bahwa jenis dagangan seperti itu tidak memungkinkan ditempatkan di lantai atas, sehingga desain dua lantai dianggap paling ideal.

“Karena di situ grosir bahan pokok seperti bawang merah, bawang putih, dan lainnya, maka tidak bisa di lantai dua. Jadi kami konsepkan hanya dua lantai,” jelasnya.

Dari sisi jumlah pedagang, pemerintah telah melakukan pendataan untuk memastikan kapasitas bangunan mampu menampung seluruh pelaku usaha yang sebelumnya berjualan di kawasan tersebut.

Berdasarkan data terakhir, terdapat sekitar 2.021 pedagang aktif yang akan direlokasi sementara selama proses pembangunan.

“Pendataannya sudah kami lakukan. Saya hanya minta agar data existing-nya benar-benar diatur dengan jelas, misalnya dibuat peta bloknya supaya kalau nanti ada yang protes, bisa kami tunjukkan posisinya,” terangnya.

Meski rancangan fisik dan anggaran telah disiapkan, tantangan terbesar saat ini adalah menentukan lokasi relokasi sementara bagi para pedagang. Beberapa opsi tengah dibahas, salah satunya menggunakan lahan eks Bandara Temindung.

“Kami masih mencari lokasi terbaik. Kemarin sempat ada wacana menggunakan Segiri Grosir, tapi itu sudah tidak memungkinkan. Sekarang kami berharap bisa meminjam lahan eks Bandara Temindung dari Pak Gubernur. Mudah-mudahan bisa digunakan,” katanya.

Lebih lanjut, ia menambahkan pengelolaan anggaran proyek ini akan dilakukan secara bertahap dan transparan sesuai kemampuan keuangan daerah. Pemerintah tidak ingin pembangunan Pasar Segiri justru menjadi beban bagi APBD.

“Mudah-mudahan Pak Gubernur bisa meminjamkan lahan eks Bandara Temindung untuk relokasi pedagang. Paling lama setahun juga proses pembangunannya,” tutupnya. (REE)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version