Cara Pemprov Kaltim Keluar dari Industri SDA

Pemprov
Aktivitas pertambangan di Kaltim yang pelan-pelan akan dikurangi investasinya. (Dok kaltimprov.go.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Kalimantan Timur (Kaltim) mencapai realisasi investasi tertinggi pada 2022 selama lima tahun terakhir. Namun, industri penyumbang investasi paling besar masih berada di sektor sumber daya alam. Pemerintah pun pelan-pelan berusaha mengembangkan sumber daya yang lebih berkelanjutan.

Banyak faktor yang menyebabkan tingginya realisasi investasi tahun lalu. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim, Puguh Harjanto merinci capaian triwulan I 2022, dengan kontribusi terbesar sektor pertambangan sebesar 44,62 persen atau Rp4,54 triliun.

Kutai Katanigara (Kukar) menduduki peringkat pertama di antara 10 kabupaten/kota sebagai tempat investasi paling besar. Disusul Kota Balikpapan dan Kabupaten Berau.

Baca berita terkait lainnya: IKN Jadi Magnet Investasi di Kaltim

Pemprov Incar Sumber Daya Terbarukan

Rinciannya Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan 2.174 proyek mencapai total Rp10,18 triliun. Sementara Penanaman Modal Asing (PMA) jumlahnya Rp4,77 triliun, dengan 271 proyek

Sementara pada triwulan II 2022 mencapai Rp12,1 triliun. PMDN Rp8,83 triliun dengan 917 proyek. Sementara PMA mencapai Rp3,26 triliun, dengan jumlah 173 proyek.

Triwulan III 2022, mencapai Rp14,15 triliun. PMDN menetapkan Rp9,74 triliun dari 1.847 proyek, dan PMA mencapai Rp4,41 triliun dengan 298 proyek. Industri kimia dasar, kimia dan farmasi menjadi penyumbang investasi paling besar, mencapai Rp3,07 triliun pada periode ini.

Nilai realisasi investasi pada triwulan IV juga sama dengan triwulan sebelumnya. Industri kimia fundamental, industri kimia, dan industri farmasi menduduki peringkat pertama dalam realisasi investasi 33,35 persen atau Rp3,63 triliun.

“Pencapaian pada triwulan IV sudah mencapai Rp16,55 triliun. Rinciannya 10,83 persen PMDN dengan 1.768 proyek dan PMA mencapai Rp5,72 triliun dengan 263 proyek,” kata Puguh.

Kendati demikian, Benua juga akan berupaya mengubah arah ekonominya menuju industri sumber daya terbarukan. Diantaranya adalah sektor pariwisata dan pertanian. Langkah ini diambil agar perekonomian Kaltim tidak selalu bergantung pada industri ekstraktif yang pada akhirnya akan habis.

“Kami akan mendorong investasi di industri selain industri ekstraktif. Pertanian dan pariwisata akan menjadi fokus kami. Target investasi kami tahun ini adalah Rp59 triliun,” pungkas Puguh. (DYS/RTA)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Baca berita terkait lainnya: Infrastruktur Jadi Komponen Penting Dalam Realisasi Investasi