Dorong Ekosistem Pertanian Modern, DPRD Kaltim Siap Cetak Petani Milenial Unggul

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Agusriansyah Riduan. (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) menyerukan perlunya terobosan nyata dalam menyiapkan generasi petani milenial guna menghadapi tantangan masa depan di sektor pertanian. Menurut lembaga legislatif ini, keberlangsungan pertanian tidak cukup ditopang oleh program rutin pemerintah saja, melainkan membutuhkan strategi khusus yang mengintegrasikan teknologi, inovasi, dan akses pasar.

Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, Agusriansyah Ridwan, menegaskan bahwa generasi muda, khususnya mereka yang berusia antara 17 hingga 30 tahun, harus didorong menjadi pelaku utama dalam pengembangan pertanian modern. Hal ini menjadi kunci penting untuk memastikan ketahanan pangan nasional tetap terjaga di tengah berbagai tantangan global.

“Pertanian tidak bisa lagi dipandang sebagai sektor konvensional yang hanya berbasis tenaga kerja manual. Generasi muda harus kita ajak masuk dengan pendekatan baru berbasis teknologi dan kewirausahaan agar mereka melihat bahwa sektor ini memiliki masa depan yang cerah,” ujar Agusriansyah.

Agusriansyah memaparkan bahwa ada dua aspek mendasar yang akan menentukan keberhasilan regenerasi petani di Kaltim, yaitu penguasaan teknologi dan akses pasar yang kuat.

Penggunaan teknologi, seperti mekanisasi pertanian, aplikasi drone untuk pemetaan lahan dan pemupukan presisi, serta inovasi dalam teknik pembibitan, dinilai sangat penting diperkenalkan kepada anak muda sejak dini.

Namun, di sisi lain, keberhasilan regenerasi juga sangat ditentukan oleh kemampuan menciptakan sistem pemasaran yang efisien dan berdaya saing. Tanpa jaminan pasar yang baik, petani muda akan sulit bertahan dan mengembangkan usaha mereka.

“Banyak petani muda yang sudah mulai mengadopsi teknologi, tapi sering terhambat di aspek pemasaran. Hasil panen mereka tidak terserap dengan harga yang layak karena belum ada ekosistem distribusi yang baik. Ini harus kita benahi bersama,” tambahnya.

Sebagai solusi, Agusriansyah mendorong pembentukan tim lintas sektor di tingkat provinsi. Tim ini akan bertanggung jawab merumuskan peta jalan (roadmap) pembangunan pertanian milenial yang komprehensif.

“Tim ini harus melibatkan unsur pemerintah daerah, perguruan tinggi, pelaku usaha, komunitas petani muda, serta lembaga keuangan. Tugas mereka tidak hanya memetakan lahan potensial, tapi juga memberikan pelatihan teknologi, mengembangkan inkubator bisnis, hingga membangun jaringan distribusi yang menguntungkan bagi petani muda,” jelasnya.

Menurut Agusriansyah, pendekatan semacam ini jauh lebih efektif dibanding hanya mengandalkan rencana kerja (Renja) atau rencana strategis (Renstra) tahunan yang sifatnya administratif dan kerap kurang responsif terhadap dinamika di lapangan.

Tak hanya berhenti di hulu, DPRD Kaltim juga menilai pengembangan industri hilir berbasis hasil pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah.

Dengan begitu, generasi muda tidak hanya diajak untuk bercocok tanam, melainkan juga terlibat dalam proses pengolahan, pengemasan, hingga pemasaran produk-produk pertanian bernilai tinggi.

“Kita ingin menciptakan petani milenial yang juga sekaligus entrepreneur. Mereka harus paham bahwa pertanian itu bukan sekadar bertani, tapi bagian dari rantai bisnis yang luas dan bisa memberikan penghasilan yang sangat menjanjikan,” imbuh Agusriansyah.

Ia meyakini bahwa jika strategi ini dilakukan secara konsisten dan didukung dengan komitmen politik serta alokasi anggaran yang memadai, Kaltim memiliki peluang besar untuk menjadi percontohan nasional dalam pengembangan pertanian milenial.

“Kita punya potensi lahan, punya anak muda yang kreatif, tinggal bagaimana kita bangun ekosistem yang mendorong mereka berkembang di sektor ini,” pungkasnya. (Adv/DPRDKaltim/SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id