Warga Samarinda Bereaksi Beragam atas Uji Coba Satu Arah Jalan Abul Hasan

Suasana Jalan Abul Hasan, Samarinda, jelang penerapan kebijakan satu arah. (Foto: Ree/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Jalur satu arah di Jalan Abul Hasan mulai menguji kebiasaan lama warga Samarinda. Aturan yang baru berjalan pekan ini tidak hanya mengubah arus kendaraan, tetapi juga memengaruhi cara masyarakat menjalani aktivitas sehari-hari.

Acil, pedagang yang telah tinggal di kawasan itu lebih dari 60 tahun, merasakan langsung dampaknya. Ia menilai perubahan ini membuat pembeli tidak lagi mudah singgah di warungnya karena akses menuju lokasi semakin berputar.

“Kalau tetap dua arah kan orang bisa gampang singgah kalau mau beli makan,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).

Keluhan juga muncul dari sopir angkot. Menurut cerita Acil, temannya yang berprofesi sebagai pengemudi kini sering menghadapi komplain penumpang.

Rute yang lebih panjang membuat perjalanan tidak seefisien dulu, sementara risiko sanksi menanti jika mereka melanggar aturan.

“Kasihan angkot cari penumpang sulit, apalagi kalah saing sama ojek online,” katanya.

Dari kalangan mahasiswa, respons terbagi dua. Aniya, mahasiswi pasca sarjana UINSI, menilai aturan ini bisa meredakan kemacetan yang kerap terjadi di ruas tersebut.

“Kalau aku pribadi sih lumayan muter, tapi jalan sini tuh sering banget macet kalau dua arah,” jelasnya. Ia mengingatkan pentingnya pengawasan karena masih ada pengendara yang nekat melawan arus.

Berbeda dengan Aniya, Jeje, mahasiswa lainnya, menganggap aturan itu menambah kerepotan. Perjalanan menjadi lebih lama dan harus ditempuh dengan jalur yang tidak lagi langsung.

“Karena lebih ribet saja, tapi kalau untuk kelancaran lalu lintas ya bisa dipahami,” ucapnya.

Pengemudi ojek online juga tak luput dari dampak. Madi, salah satunya, mengaku aturan satu arah akan menambah biaya operasional.

Ia khawatir pesanan lebih sering dibatalkan pelanggan karena jarak tempuh makin jauh.

“Kalau satu arah, jadi lebih jauh, bensin boros, dan pelanggan bisa menunggu lebih lama,” tegasnya.

Beragam suara itu menandakan warga Samarinda tengah beradaptasi dengan pola baru lalu lintas.

Meski diharapkan mampu memperlancar arus kendaraan, masyarakat berharap kebijakan ini juga mempertimbangkan kepentingan ekonomi rakyat kecil.

“Kalau bisa motor tetap dua jalur. Jadi lebih memperhatikan masyarakat juga,” pungkas Madi. (REE)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version