Sarkowi Minta Evaluasi Izin Usaha di Mahakam, Dorong Zona Steril untuk Lindungi Pesut

Gambar Pesut Mahakam. (Foto: Istimewa)

Samarinda, Kaltimetam.id – Sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian pesut Mahakam, Anggota DPRD Kaltim, Sarkowi V Zahry, mendesak pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap seluruh izin usaha yang beroperasi di kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam. Menurutnya, banyak dari izin tersebut berpotensi merusak habitat pesut dan harus ditinjau ulang.

Sarkowi mengatakan, penetapan kawasan konservasi tidak akan berarti jika pemerintah tidak membatasi aktivitas industri di sekitarnya. Ia menilai penting untuk menetapkan zona perlindungan yang benar-benar steril dari kegiatan seperti pengangkutan batubara dan lalu lintas kapal bermesin besar.

“Zona perlindungan harus benar-benar steril, bukan hanya simbolis. Kalau habitatnya tetap diganggu, peraturan itu jadi tidak berguna. Kita butuh ketegasan,” ujar Sarkowi.

Ia mengingatkan bahwa pemerintah tidak bisa terus-menerus menyeimbangkan kepentingan investasi dengan pelestarian lingkungan tanpa batas yang jelas. Jika tidak ada prioritas yang ditetapkan, maka spesies seperti pesut Mahakam akan terus menjadi korban.

“Tidak bisa kita terus kompromi dengan alasan pembangunan. Pembangunan yang merusak alam bukanlah kemajuan, itu kemunduran,” katanya.

Menurut Sarkowi, upaya penyelamatan pesut Mahakam harus dilakukan secara menyeluruh dan terkoordinasi, melibatkan semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, swasta, hingga masyarakat sipil. Ia menyarankan agar segera dibentuk satuan tugas khusus yang fokus pada pemulihan habitat pesut.

“Kita perlu pendekatan lintas sektor. Jangan hanya tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup, tapi juga melibatkan instansi perhubungan, perikanan, hingga penegak hukum,” sarannya.

Ia juga menegaskan bahwa edukasi publik sangat penting dalam jangka panjang. Masyarakat di sepanjang aliran sungai harus menyadari bahwa pesut adalah bagian dari ekosistem yang penting dan harus dijaga bersama.

“Kalau tidak ada kesadaran dari masyarakat, maka kebijakan saja tidak akan cukup,” jelasnya.

Sarkowi mengingatkan bahwa waktu semakin menipis untuk menyelamatkan pesut Mahakam. Dengan populasi yang sudah sangat kecil, satu langkah keliru saja bisa berdampak fatal.

“Kalau kita kehilangan pesut Mahakam, itu bukan hanya kehilangan spesies. Itu kegagalan moral dan ekologis kita sebagai manusia,” tutupnya. (Adv/DPRDKaltim/SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version