Samarinda, Kaltimetam.id – Wajah Kota Tepian kian berbenah. Lima ruas jalan utama di Samarinda kini tampil lebih terang sekaligus menawan berkat pemasangan lampu penerangan jalan umum (PJU) berornamen khas pesut Mahakam dan lambang Pemerintah Kota Samarinda. Program ini digagas Dinas Perhubungan (Dishub) Samarinda dengan total anggaran mencapai Rp5,2 miliar dari APBD Kota Samarinda 2025.
Kasi Prasarana Jalan Dishub Samarinda, Rinjani Kusuma, menjelaskan bahwa proyek tersebut telah berjalan sejak awal Mei 2025. Lima ruas jalan yang mendapat sentuhan ornamen tersebut antara lain Jalan Kesuma Bangsa dengan anggaran Rp1,8 miliar, Jalan Bhayangkara Rp1,5 miliar, Jalan Diponegoro Rp645 juta, Jalan Abul Hasan Rp602 juta, dan Jalan Imam Bonjol Rp688 juta.
“Selain untuk menambah penerangan kota, pemasangan lampu ini juga menjadi sarana memperkuat identitas Samarinda. Ornamen pesut Mahakam dan logo Pemkot bukan sekadar dekorasi, tetapi penanda bahwa kota ini punya ikon yang harus selalu ditonjolkan,” terang Rinjani.
Dari lima ruas jalan tersebut, Jalan Kesuma Bangsa menjadi kawasan paling istimewa. Di lokasi yang tak jauh dari GOR Segiri itu, Dishub melengkapi PJU dengan lampu pedestrian berbentuk figur orang berolahraga. Lampu berdaya 40 watt dengan tinggi tiang 9 meter ini dipasang untuk mendukung gaya hidup ramah pejalan kaki. Sementara lampu jalan utama menggunakan daya 120 watt yang diklaim hemat energi sekaligus mampu memberikan pencahayaan optimal.
“Inovasi lampu pedestrian ini hanya dipasang di Kesuma Bangsa karena trotoarnya cukup luas dan banyak digunakan warga untuk berolahraga. Di jalan lain belum memungkinkan karena trotoarnya relatif sempit,” jelas Rinjani.
Proyek ini juga memperkenalkan sistem kabel tanam. Dishub menilai langkah ini jauh lebih baik ketimbang kabel udara yang kerap merusak pemandangan kota dan rentan gangguan.
“Dengan kabel tanam, tampilan kota lebih rapi dan aman. Jadi estetika dapat, keamanan juga lebih terjamin,” ujarnya.
Selain itu, posisi tiang lampu kini dipindahkan ke sisi trotoar, bukan lagi di median jalan. Alasannya, pepohonan besar di median sering menghalangi cahaya dan bahkan merusak panel kabel. Dengan pergeseran ini, cahaya lampu tidak hanya menyinari jalan, tetapi juga menjangkau trotoar bagi pejalan kaki.
Kehadiran ornamen pesut Mahakam bukan tanpa alasan. Satwa langka yang mendiami Sungai Mahakam itu sudah lama menjadi simbol Samarinda.
“Pesut itu label Samarinda. Sedangkan ornamen orang menendang bola di Kesuma Bangsa melambangkan sarana olahraga karena dekat dengan GOR Segiri,” katanya.
Menurutnya, penggabungan fungsi penerangan dengan identitas budaya ini menjadi langkah penting. Infrastruktur bukan lagi sekadar soal utilitas, tetapi juga sarana membangun kebanggaan kota.
“Maknanya lebih dalam. Lampu ini tidak hanya menerangi, tapi juga memperkuat jati diri kota,” tegasnya.
Berdasarkan kontrak kerja, proyek di dua ruas besar yakni Jalan Kesuma Bangsa dan Bhayangkara ditargetkan rampung pada 29 Agustus 2025. Sementara tiga ruas lain telah selesai lebih dulu pada 30 Juli. Saat ini, Dishub masih menyelesaikan tahap akhir berupa perapian trotoar yang sempat dibongkar untuk pemasangan kabel.
“Pak Wali Kota memberi izin pembongkaran trotoar dengan syarat harus dikembalikan seperti semula. Karena itu, kami pastikan paving dan keramik dipasang kembali rapi agar masyarakat tetap nyaman,” ungkap Rinjani.
Dishub menegaskan, program PJU ornamen ini adalah bagian dari komitmen Pemkot Samarinda menjadikan kota lebih terang, aman, sekaligus beridentitas kuat. Rinjani menambahkan, Wali Kota Andi Harun selalu menekankan pentingnya penerangan kota tidak hanya di pusat, tetapi juga menjangkau kawasan pinggiran.
“Pekerjaan ini bertahap. Tahun ini kita fokus di lima ruas utama, sambil melakukan perawatan lampu lama yang masih perlu pembenahan. Intinya, targetnya Samarinda terang, aman, dan punya wajah kota yang membanggakan,” pungkasnya. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id
