Samarinda, Kaltimetam.id – Maraknya aksi balap liar di sejumlah ruas jalan di Kota Tepian kembali menjadi sorotan serius aparat kepolisian. Wakapolresta Samarinda, AKBP Heri Rusyaman, menegaskan bahwa praktik balap liar bukan sekadar pelanggaran hukum, melainkan ancaman nyata bagi keselamatan publik.
Ia menyebutkan bahwa balap liar masih kerap terjadi di beberapa titik rawan pada malam hari. Aksi tersebut umumnya dilakukan oleh kelompok remaja yang memodifikasi kendaraannya tanpa standar keamanan, sehingga risiko kecelakaan meningkat tajam.
“Balap liar ini tentu menjadi atensi. Kami bersama seluruh instansi terkait terus berupaya menekan aktivitas tersebut,” ujarnya.
Menindaklanjuti laporan warga dan hasil pemetaan kepolisian, Polresta Samarinda melakukan penebalan personel di sejumlah titik yang sering dijadikan arena balap liar. Patroli malam, razia kendaraan, serta operasi gabungan terus digencarkan untuk meminimalkan ruang gerak para pelaku.
Heri menegaskan bahwa kepolisian tidak hanya menargetkan pelaku balap liar, tetapi juga jaringan pendukungnya, termasuk mereka yang menyediakan arena, memfasilitasi taruhan, hingga modifikasi kendaraan yang melanggar aturan.
“Upaya pencegahan dan penindakan terus kami lakukan secara simultan. Kami tidak ingin ada korban jiwa hanya karena kelalaian dan aksi nekat,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Heri mengajak masyarakat untuk tidak ragu melapor ketika melihat kerumunan remaja atau gerak-gerik mencurigakan yang mengarah pada balap liar. Menurutnya, laporan cepat dapat membantu aparat melakukan langkah preventif sebelum aksi berlangsung.
“Informasikan kepada kami jika ada hal-hal yang mungkin anak-anak kita melakukan balap liar,” tegasnya.
Ia menjelaskan, sebagian besar aksi balap liar dapat dicegah berkat peran serta masyarakat yang melaporkan aktivitas tak wajar di lingkungan mereka.
Selain pengawasan aparat, Heri menekankan pentingnya peran keluarga dalam membangun kesadaran berlalu lintas sejak dini. Ia menyebut bahwa remaja adalah kelompok yang paling rentan terlibat dalam aksi tersebut, terutama karena dorongan eksistensi, pergaulan, maupun pengaruh media sosial.
“Yang paling penting adalah dukungan keluarga. Tolong berikan edukasi kepada anak-anak kita bahwa keselamatan berlalu lintas itu penting,” ucapnya.
Menurutnya, dialog terbuka antara orang tua dan anak menjadi salah satu cara paling efektif mencegah keterlibatan remaja dalam aktivitas berisiko.
Lebih lanjut, Heri menegaskan bahwa dampak balap liar tidak hanya dirasakan oleh pelaku. Banyak kasus kecelakaan yang melibatkan pengguna jalan lain, termasuk pejalan kaki dan pengendara yang kebetulan melintas.
“Kalau terjadi hal fatal seperti kecelakaan dalam balap liar, sudah jelas itu melanggar hukum, dan yang rugi kita semua,” tambahnya.
Data kecelakaan lalu lintas secara nasional menunjukkan bahwa aktivitas berkendara berkecepatan tinggi tanpa pengamanan yang layak menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan fatal pada usia muda. Hal ini, menurut Heri, harus menjadi alarm bagi keluarga maupun masyarakat.
Di luar penindakan, Polresta Samarinda juga tengah memperluas program pembinaan dan sosialisasi ke sekolah-sekolah, komunitas otomotif, serta kelompok pemuda. Edukasi mengenai keselamatan berkendara, penggunaan helm standar, dan bahaya modifikasi ekstrem menjadi bagian dari agenda yang akan terus digelar.
“Kami ingin anak-anak muda memiliki ruang ekspresi yang positif. Jika ingin menyalurkan hobi otomotif, ada jalur yang aman dan terorganisir, bukan menempatkan diri mereka dan orang lain dalam bahaya,” lanjutnya.
Terakhir, menyampaikan bahwa keberhasilan menekan balap liar bukan hanya tugas kepolisian, tetapi membutuhkan keterlibatan seluruh elemen masyarakat dari orang tua, tokoh masyarakat, hingga komunitas pemuda.
“Kita perlu bekerja bersama. Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama kami,” pungkasnya. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id
