Pemkot Samarinda Siapkan Langkah Antisipasi Banjir Makin Parah, Potensi Status Tanggap Darurat Dibahas

Rapat Penanganan Banjir di Kota Samarinda. (Foto: Istimewa)

Samarinda, Kaltimetam.id – Banjir yang melanda Kota Samarinda telah memasuki hari keempat, dengan sebagian wilayah mengalami penurunan debit air, sementara beberapa kawasan lainnya masih terendam.

Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus melakukan pemantauan intensif terhadap kondisi di lapangan serta berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan penanganan yang optimal.

Asisten II Sekretariat Daerah Kota Samarinda, Marnabas Patiroy, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggelar rapat koordinasi dengan instansi terkait guna memperbarui laporan terkini mengenai situasi banjir.

“Kami berupaya mengupdate kondisi lapangan secara berkala dan menerima masukan dari berbagai pihak. Selain itu, kami terus berkoordinasi dengan BMKG dan Balai Wilayah Sungai (BWS) untuk memantau perkembangan cuaca,” kata Marnabas seusai rapat di Balai Kota, Rabu (29/01/2025).

Ia menjelaskan bahwa meskipun di beberapa daerah air mulai surut, ada kemungkinan pergeseran genangan ke wilayah lain. Oleh karena itu, Pemkot Samarinda tetap bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk.

Banjir di Kota Samarinda bukanlah peristiwa baru. Kota ini memiliki topografi yang rentan terhadap genangan air, terutama saat curah hujan tinggi terjadi dalam waktu lama. Kondisi drainase yang tidak optimal, sedimentasi sungai, serta urbanisasi yang pesat tanpa perencanaan tata ruang yang baik turut memperparah dampak banjir.

Menurut Marnabas, jika hujan deras mengguyur wilayah Desa Budaya Pampang, air akan mengalir menuju Bendungan Benanga Lempake dan selanjutnya turun ke kawasan Sempaja serta Perumahan Bengkuring. Jika volume air terus meningkat, maka wilayah Temindung Permai, terutama di sekitar Jalan Pemuda, juga berisiko terendam.

“Dulu, banjir di Bengkuring bisa mencapai setinggi leher orang dewasa. Bahkan, kawasan Pemuda pernah dijuluki ‘wisata air’ karena tingginya genangan. Namun, saat ini kondisinya lebih baik berkat berbagai upaya yang telah dilakukan,” jelasnya.

Saat ini, jumlah warga yang terdampak banjir mengalami penurunan. Dari sekitar 9.000 jiwa pada awal kejadian, kini tersisa sekitar 7.000 warga yang masih terimbas genangan. Beberapa daerah, seperti Desa Budaya Pampang, telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan, sementara genangan di Sungai Kunjang dan Loa Buah kini hanya tersisa di jalan-jalan utama.

Namun, di Perumahan Griya Mukti dan Bengkuring, air masih cukup tinggi, menyebabkan banyak warga kesulitan beraktivitas.

Dalam menghadapi situasi ini, Pemkot Samarinda telah mengambil berbagai langkah untuk membantu masyarakat yang terdampak. Salah satu langkah utama adalah penyiapan tempat pengungsian yang layak. Salah satu lokasi yang telah disediakan adalah Kantor Kelurahan Sempaja Timur, yang dapat menampung warga yang membutuhkan tempat tinggal sementara.

Selain itu, Pemkot juga bekerja sama dengan aparat kepolisian dan TNI untuk menjaga keamanan rumah-rumah warga yang kosong akibat ditinggalkan sementara oleh pemiliknya.

“Kami sudah meminta bantuan dari TNI dan Polri untuk mengamankan rumah warga yang ditinggalkan agar tetap aman dari tindakan kriminal,” ungkap Marnabas.

Dari aspek kelistrikan, Pemkot juga telah berkoordinasi dengan PLN untuk melakukan pemadaman listrik di beberapa wilayah yang dianggap berisiko tinggi demi mencegah terjadinya korsleting listrik.

Di bidang kesehatan, Dinas Kesehatan telah diminta untuk tetap membuka layanan puskesmas di sejumlah wilayah terdampak, meskipun hari libur. Hal ini bertujuan agar masyarakat tetap mendapatkan pelayanan kesehatan, terutama bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan akibat banjir. Puskesmas di Sungai Siring, Temindung Permai, Bengkuring, dan Remaja menjadi prioritas dalam pelayanan darurat ini.

“Kami juga telah mendistribusikan obat-obatan, mendirikan posko kesehatan, serta menyediakan dapur umum di beberapa titik, termasuk di Perumahan Haji Saleh dan Bengkuring,” tambahnya.

Besok, Pemkot Samarinda berencana mengadakan rapat besar yang akan dipimpin langsung oleh Wali Kota untuk mengevaluasi perkembangan situasi di lapangan. Dalam rapat tersebut, salah satu opsi yang akan dipertimbangkan adalah peningkatan status dari siaga bencana menjadi tanggap darurat.

“Jika status ditingkatkan menjadi tanggap darurat, maka kita bisa mengakses dana tambahan, termasuk dana Belanja Tidak Terduga (BTT). Namun, harapan kami, kondisi tidak semakin memburuk sehingga langkah ini tidak perlu diambil,” terang Marnabas.

Dalam menghadapi kondisi ini, Pemkot Samarinda mengimbau seluruh masyarakat agar tetap waspada dan tidak lengah terhadap potensi kenaikan air. Salah satu perhatian utama adalah keselamatan anak-anak, yang sering kali bermain di genangan banjir tanpa pengawasan.

“Kami meminta orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka agar tidak bermain di air banjir. Selain berisiko terseret arus, air yang menggenang juga kotor dan bisa menyebabkan berbagai penyakit seperti infeksi kulit dan diare,” kata Marnabas dengan tegas.

Selain itu, warga juga diminta untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sampah yang menyumbat saluran drainase menjadi salah satu faktor utama penyebab banjir di Samarinda. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Berdasarkan prakiraan cuaca, puncak air pasang diperkirakan akan terjadi pada malam ini, sebelum mulai mengalami penurunan esok hari. Namun, pemerintah tetap bersiap menghadapi kemungkinan perubahan kondisi di lapangan.

“Kami terus memantau perkembangan situasi. Harapan kami, cuaca segera membaik sehingga air dapat surut dengan cepat dan warga bisa kembali beraktivitas normal,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version