Mirip Asli dan Sulit Dibedakan, Uang Palsu Beredar di Pasar Rumahan Sungai Kunjang

Uang palsu yang beredar di Kota Samarinda. (Foto: Istimewa)

Samarinda, Kaltimetam.id – Peredaran uang palsu kembali menjadi momok bagi pedagang kecil di Kota Samarinda. Kasus terbaru menimpa sejumlah pedagang ikan rumahan di Jalan Jakarta, Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang. Para pelaku disebut memanfaatkan keramaian dan kelengahan penjual saat jam sibuk untuk melancarkan aksinya.

Salah satu pedagang yang menjadi korban, Adrik (32) mengaku bahwa sudah lebih dari sekali menerima uang palsu dari pembeli yang datang ke lapaknya. Dia baru menyadari hal itu setelah seluruh transaksi usai dan istrinya mengecek uang hasil dagangan di rumah.

“Kalau pagi kan di sini ramai, jadi saya enggak sempat membuka satu-satu uangnya,” tuturnya.

“Biasanya mereka cepat-cepat taruh uang di keranjang, langsung minta kembalian. Saya enggak sempat periksa uangnya,” sambungnya.

Adrik menambahkan, pelaku umumnya datang dengan modus dan tampilan yang sama yaitu berpakaian gamis, memakai masker, serta terburu-buru saat menyerahkan uang. Kebanyakan yang datang adalah perempuan dan selalu mengambil barang dengan transaksi cepat.

“Setelah diperiksa, ternyata ada uang palsunya. Kadang Rp20 ribu, Rp50 ribu, pernah juga Rp100 ribu,” ujarnya.

Kasus serupa dialami Safat, pedagang ikan lainnya di lokasi tersebut. Ia mengatakan uang palsu yang diterimanya sangat mirip dengan uang asli, baik dari warna maupun tekstur.

“Saking jengkelnya langsung kami bakar aja, Mas, uangnya. Kalau disimpan takutnya kepake lagi dan kita yang disalahkan,” katanya.

Para pedagang menduga pelaku telah memantau terlebih dahulu situasi lapangan dan mengetahui kapan waktu paling lengah untuk beraksi, yakni saat pembeli membludak dan penjual tidak sempat memeriksa keaslian uang.

“Mereka sepertinya sudah hafal situasi. Datangnya pas ramai, terus selalu minta cepat,” tambahnya.

Karena telah berulang kali dirugikan, Safat kini menerapkan langkah antisipatif. Ia mulai merekam transaksi menggunakan kamera ponsel untuk mengumpulkan bukti bila pelaku kembali muncul.

“Harapannya ya orang sadarlah, kita ini cari uang pakai keringat, capek. Kepada aparat juga, semoga bisa tindak peredaran uang palsu ini. Kalau enggak bisa dihentikan, setidaknya dikurangi,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version