Investasi Asing Lirik Pulau Maratua, DPRD Kaltim Tekankan Komitmen pada Kepentingan Lokal

Anggota DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah. (Foto: Istimewa)

Tanjung Redeb, Kaltimetam.id – Keindahan Pulau Maratua di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur (Kaltim), kembali menjadi sorotan dunia. Kawasan wisata unggulan ini kini menarik minat investor asing yang melihat potensi besar di sektor pariwisata bahari. Namun, di tengah geliat investasi yang mulai berdatangan, suara kehati-hatian juga mengemuka dari para pemangku kebijakan daerah.

Salah satunya datang dari Anggota DPRD Kaltim, Syarifatul Sya’diah, yang merupakan legislator dari daerah pemilihan Berau. Ia menyambut baik adanya ketertarikan investor asing terhadap Maratua, namun menegaskan bahwa investasi tersebut harus berdampak positif secara langsung terhadap masyarakat setempat.

“Kami sangat terbuka terhadap masuknya investor, apalagi di sektor pariwisata yang memang menjadi andalan Berau. Tapi kami tidak ingin masyarakat lokal hanya jadi penonton di rumah sendiri. Ada tanggung jawab sosial dan ekonomi yang harus dipenuhi investor,” katanya.

Menurutnya, investasi yang masuk harus memenuhi sejumlah syarat utama. Selain mematuhi aturan dan perizinan yang berlaku, investor wajib memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), memberdayakan tenaga kerja lokal, serta berperan dalam memasarkan produk-produk UMKM di sekitar kawasan wisata.

“Keberadaan mereka harus menjadi katalisator ekonomi rakyat. Harus ada pemberdayaan. Tenaga kerja lokal harus diutamakan, bukan hanya dibawa dari luar. Begitu juga dengan produk lokal, harus diberi ruang agar bisa tumbuh dan bersaing,” ujarnya.

Syarifatul juga mengungkapkan bahwa keberadaan investor asing sebenarnya bukanlah hal baru di Pulau Maratua. Sejumlah perusahaan asing telah lebih dulu menyewa pulau-pulau kecil di sekitarnya dan mengembangkan properti wisata, seperti resort eksklusif dan fasilitas penyelaman kelas dunia.

“Sebagian besar sudah membawa tamu-tamu dari luar negeri, memperkenalkan Maratua ke panggung global. Ini tentu membanggakan, tapi jangan sampai geliat ekonomi hanya dinikmati segelintir pihak,” tegasnya.

Sektor pariwisata, menurut Syarifatul, memiliki multiplier effect yang sangat besar bagi perekonomian daerah. Ia menilai jika dikelola dengan baik, pariwisata tidak hanya akan menggerakkan sektor perhotelan dan kuliner, tapi juga berdampak pada transportasi, cinderamata, hingga membuka banyak peluang kerja di sektor informal.

“Kalau investasi dijalankan secara bertanggung jawab, ekonomi lokal akan tumbuh. Anak-anak muda kita bisa bekerja di sektor ini. Ibu-ibu bisa jualan makanan atau kerajinan. Ini efek berantai yang harus dimanfaatkan,” jelasnya.

Lebih jauh, Syarifatul juga mengungkapkan bahwa saat ini tengah dibahas rencana investasi dari investor asal Inggris yang berniat membangun fasilitas wisata bertaraf internasional di Maratua. Salah satu konsep yang ditawarkan adalah penginapan bawah laut sebuah inovasi yang belum pernah ada sebelumnya di wilayah Kaltim.

“Konsepnya cukup futuristik dan bisa jadi daya tarik luar biasa jika benar-benar terealisasi. Tapi kami masih pantau sejauh mana keseriusan dan kelayakan proyek ini,” katanya.

Meskipun belum ada kepastian kapan proyek tersebut akan dimulai, kehadiran rencana ini menurutnya menunjukkan bahwa potensi Maratua terus diperhitungkan secara global. Ia berharap pemerintah daerah dan pusat bisa memastikan bahwa setiap langkah investasi tetap mengedepankan aspek keberlanjutan lingkungan dan kepentingan masyarakat.

“Kami ingin Maratua dikenal dunia, tapi bukan dengan mengorbankan ekosistem atau meninggalkan masyarakat lokal. Pariwisata kita harus berkelanjutan, inklusif, dan adil,” pungkasnya. (Adv/DPRDKaltim/SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id