Hari Keempat Operasi Zebra Mahakam 2025, Pelanggaran Knalpot Brong Paling Banyak Ditindak

Beberapa pengendara yang terjaring razia karena tidak mengikuti rambu-rambu lalulintas. (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Satuan Lalu Lintas Polresta Samarinda terus mengintensifkan pelaksanaan Operasi Zebra Mahakam 2025 yang memasuki hari keempat pada pekan ini.

Dalam operasi yang digelar sejak pagi hingga sore, petugas berhasil menindak 44 pengendara yang terbukti melakukan pelanggaran, mulai dari tidak memakai helm hingga penggunaan knalpot brong yang kerap dikeluhkan masyarakat.

Dari puluhan pelanggaran tersebut, petugas mengamankan empat unit sepeda motor yang dinilai melakukan pelanggaran berat dan berpotensi membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya. Sementara itu, pelanggaran lainnya didominasi pengendara roda dua (R2) yang melanggar aturan dasar berlalu lintas.

Kanit Turwali Satlantas Polresta Samarinda, Iptu Ismail Marzuki, mengatakan bahwa temuan pelanggaran hari ini sebagian besar sesuai dengan sasaran utama Operasi Zebra, yaitu menekan pelanggaran yang berpotensi menyebabkan kecelakaan lalu lintas di perkotaan.

“Hari ini dari pagi sampai sore kita mendapati sekitar 44 pelanggaran. Ada empat sepeda motor yang kita amankan, sisanya pelanggaran roda dua. Dominan memang pada knalpot brong dan pengendara yang tidak menggunakan helm,” ujarnya.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, Operasi Zebra kali ini mengutamakan penggunaan ETLE Mobile sebagai sistem dokumentasi dan penindakan pelanggaran lalu lintas. Teknologi ini memungkinkan petugas mencapture secara langsung pelanggaran yang terlihat kasat mata, seperti tidak memakai helm, melawan arus, hingga penggunaan knalpot brong.

“Penindakan hari ini kita tingkatkan melalui ETLE Mobile. Begitu ada pelanggaran yang terlihat langsung, seperti helm atau knalpot brong yang suaranya jelas, kita capture dan diproses sesuai mekanisme ETLE,” jelasnya.

Ia menuturkan kehadiran ETLE Mobile terbukti efektif mengurangi kontak langsung antara pengendara dan petugas serta mempercepat proses dokumentasi pelanggaran.

Sejumlah titik di Kota Samarinda menjadi pusat perhatian petugas dalam operasi hari ini. Di jalur satu arah Jalan Abul Hasan, kawasan perdagangan Perniagaan, serta Kawasan Tertib Lalu Lintas (KTL) seperti Jalan Kusuma Bangsa, petugas masih menemukan beragam pelanggaran yang berulang.

Di titik-titik vital tersebut, pengendara yang tidak menggunakan helm masih menjadi temuan terbesar, disusul oleh pelanggaran knalpot brong dan perpindahan jalur mendadak tanpa memperhatikan kondisi lalu lintas.

“Di daerah KTL dan jalur satu arah, pelanggaran masih cukup tinggi. Banyak yang tidak pakai helm, banyak juga knalpot brong. Ini jadi perhatian utama kita,” tuturnya.

Selain pelanggaran klasik, petugas mencatat adanya dinamika baru yang cukup mencolok di lapangan. Banyak pengendara khususnya para ibu yang tiba-tiba berpindah jalur dari posisi kiri langsung ke kanan tanpa memberikan isyarat maupun memperhatikan situasi lalu lintas. Perilaku ini dinilai sangat berbahaya karena berpotensi menyebabkan kecelakaan beruntun.

“Sekarang ada tren baru yang cukup mengkhawatirkan. Banyak ibu-ibu dari sisi kiri tiba-tiba belok kanan tanpa melihat kendaraan lain. Ini tentu berisiko tinggi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ismail menegaskan bahwa tujuan utama Operasi Zebra bukan hanya menindak pelanggar, tetapi juga menciptakan budaya tertib berlalu lintas di masyarakat. Ia berharap melalui penggunaan ETLE Mobile dan pengawasan yang lebih ketat, kesadaran pengendara dapat meningkat sehingga angka kecelakaan lalu lintas di Samarinda dapat ditekan.

Operasi Zebra akan terus dilakukan di berbagai titik strategis di kota, dengan pola yang sama berupa penindakan langsung, pemantauan di daerah rawan pelanggaran, serta pemaksimalan teknologi ETLE Mobile.

“Kami berharap operasi ini membuat masyarakat lebih disiplin. Keselamatan itu kebutuhan bersama, bukan sekadar aturan,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version