Gratispol Jadi Magnet Pendidikan Tinggi, Fakultas Kedokteran Unmul Paling Diminati

Wakil Rektor III Universitas Mulawarman, Prof. Moh. Bahzar. (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Kaltim, Kaltimetam.id – Program unggulan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur bertajuk Gratispol (Gratis Pendidikan dan Kesehatan) yang digagas oleh Gubernur H. Rudy Mas’ud dan Wakil Gubernur Seno Aji, kini mulai menunjukkan dampak positif yang signifikan terhadap sektor pendidikan tinggi. Program ini terbukti meningkatkan minat pelajar untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, terutama di Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda sebagai kampus terbesar di Kalimantan Timur.

Wakil Rektor III Universitas Mulawarman, Prof. Moh. Bahzar, mengakui bahwa sejak program ini diperkenalkan, animo calon mahasiswa meningkat secara signifikan. Menurutnya, Gratispol telah membuka harapan baru bagi banyak pelajar dari keluarga menengah ke bawah untuk tetap mengejar mimpi di bangku kuliah.

“Program ini luar biasa. Gratispol bukan hanya menjadi trending topic, tapi juga bentuk nyata perhatian pemerintah terhadap masa depan generasi muda Kaltim. Tidak semua provinsi mampu menjalankan program seperti ini, dan kita patut bersyukur,” ujarnya.

Ia menjelaskan bahwa lonjakan minat kuliah terlihat jelas dari data pendaftaran calon mahasiswa baru di Unmul tahun ini. Berbagai program studi mencatat peningkatan peminat yang cukup tajam, terutama fakultas-fakultas favorit.

“Fakultas Kedokteran masih menjadi primadona. Selain itu, Farmasi, FISIPOL, FKIP, dan Ekonomi juga mengalami peningkatan signifikan. Ini menunjukkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan terus meningkat,” terangnya.

Melalui program Gratispol, Pemerintah Provinsi Kaltim menyediakan bantuan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT) dengan nominal yang disesuaikan berdasarkan jenjang pendidikan. Untuk jenjang Sarjana (S1), bantuan yang diberikan mencapai Rp 5 juta per semester. Sementara untuk jenjang Magister (S2) sebesar Rp 10 juta dan jenjang Doktor (S3) sebesar Rp 15 juta per semester.

Durasi bantuan pun mengikuti masa studi ideal yaitu 8 semester untuk program S1, 4 semester untuk program S2 dan profesi, serta 6 semester untuk S3.

Namun, Bahzar menjelaskan bahwa bantuan ini tidak mencakup total biaya UKT jika melebihi plafon yang ditentukan. Dalam kasus seperti Fakultas Kedokteran atau Farmasi, yang memiliki UKT tinggi, mahasiswa tetap perlu menanggung kekurangannya.

“Misalnya UKT Fakultas Kedokteran mencapai Rp 15 juta per semester, maka pemerintah melalui Gratispol menanggung Rp 5 juta. Sisanya tetap menjadi tanggungan mahasiswa dan keluarganya. Jadi ada prinsip berbagi tanggung jawab,” tegas Bahzar.

Kendati demikian, ia menegaskan bahwa program ini tetap sangat membantu dan memberikan dorongan besar bagi masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Apalagi selama ini, salah satu kendala utama akses pendidikan tinggi adalah faktor biaya.

Program Gratispol dinilai sebagai langkah strategis dalam mendorong pemerataan pendidikan tinggi di Kalimantan Timur. Bahzar menyebutkan bahwa banyak pelajar dari pelosok dan wilayah pinggiran kini memiliki motivasi lebih besar untuk kuliah, karena beban biaya yang selama ini menjadi penghalang sudah mulai teratasi.

“Banyak calon mahasiswa dari wilayah pedalaman atau keluarga tidak mampu yang selama ini hanya bisa bermimpi kuliah. Sekarang, dengan adanya Gratispol, impian itu bisa diwujudkan. Ini adalah investasi besar untuk masa depan Kalimantan Timur,” jelasnya.

Tak hanya untuk jenjang S1, program ini juga menyasar mahasiswa pascasarjana. Biaya kuliah di jenjang S2 dan S3 yang sebelumnya dirasa terlalu tinggi, kini bisa lebih dijangkau dengan bantuan dari pemerintah provinsi. Mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan profesi seperti dokter gigi atau apoteker juga turut mendapat dukungan.

Meski mendapatkan sambutan positif, implementasi program Gratispol juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah proses verifikasi data dan penyesuaian sistem administrasi kampus dengan skema bantuan yang diberikan. Unmul pun terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan dinas terkait untuk memastikan kelancaran program ini.

Bahzar berharap agar sosialisasi program ini terus diperluas hingga ke sekolah-sekolah menengah dan wilayah-wilayah terpencil, agar setiap anak di Kalimantan Timur mendapatkan informasi dan kesempatan yang sama.

“Penting bagi kita semua kampus, pemerintah, dan media untuk memastikan informasi mengenai Gratispol tersampaikan secara merata. Jangan sampai ada anak-anak berprestasi di pelosok yang kehilangan kesempatan hanya karena tidak tahu,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version