Gerak Cepat! BKSDA Kaltim Selidiki Keberadaan Orangutan di Kawasan Tambang

Penampakan orangutan di area tambang di Kutai Timur. (Foto: Istimewa)

Kutai Timur, Kaltimetam.id – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur bergerak cepat merespons laporan masyarakat mengenai keberadaan orangutan di area pertambangan Kabupaten Kutai Timur.

Laporan ini semakin menjadi perhatian setelah sebuah video yang memperlihatkan seekor orangutan kebingungan di kawasan tambang menjadi viral di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, BKSDA Kaltim segera mengerahkan tim ke lokasi untuk memastikan kondisi satwa langka tersebut dan menentukan langkah penyelamatan yang tepat. Kejadian ini kembali menyoroti dampak ekspansi industri terhadap habitat orangutan, yang semakin terdesak akibat deforestasi dan alih fungsi lahan.

Kepala BKSDA Kaltim, Ari Wibawanto, menegaskan bahwa pihaknya selalu merespons cepat setiap laporan yang berkaitan dengan satwa liar yang dilindungi, terutama orangutan yang populasinya semakin berkurang.

“Kami telah mengirimkan tim ke area tambang di Kabupaten Kutai Timur untuk melakukan pencarian dan memverifikasi keberadaan orangutan yang dilaporkan masyarakat,” ujarnya.

Menurutnya, pencarian ini tidak mudah karena orangutan merupakan satwa yang cenderung berpindah-pindah untuk mencari makan dan tempat berlindung. Selain itu, area pertambangan memiliki kondisi medan yang cukup sulit, sehingga membutuhkan strategi yang matang dalam proses pencarian.

Selain menelusuri kawasan tambang, BKSDA Kaltim juga terus melakukan pemantauan di area perkebunan, yang sering kali menjadi tempat alternatif bagi orangutan yang kehilangan habitat aslinya.

“Fokus kami bukan hanya pada area tambang, tetapi juga wilayah lain yang berpotensi menjadi habitat sementara bagi orangutan yang terdampak,” tambahnya.

Orangutan merupakan satwa yang sangat bergantung pada hutan sebagai tempat tinggal dan sumber makanan. Namun, laju deforestasi yang tinggi akibat pembukaan lahan untuk industri tambang dan perkebunan telah menyebabkan semakin banyak orangutan kehilangan habitatnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa orangutan banyak ditemukan di wilayah Kabupaten Kutai Timur dan Kutai Kartanegara, daerah yang juga mengalami peningkatan aktivitas industri. Akibatnya, satwa ini sering kali tersesat ke area tambang, pemukiman, atau perkebunan, yang dapat membahayakan keselamatan mereka.

Menurut para ahli konservasi, jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa mempercepat penurunan populasi orangutan. Oleh karena itu, upaya penyelamatan seperti yang dilakukan BKSDA Kaltim sangat penting untuk menjaga keberlangsungan spesies ini.

Kaltim akan melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap satwa tersebut. Jika dalam kondisi baik, orangutan akan segera dilepasliarkan kembali ke habitat aslinya di kawasan hutan Busang dan Muara Wahau.

Namun, jika ditemukan mengalami cedera atau mengalami stres akibat kehilangan habitatnya, orangutan akan mendapatkan perawatan dan rehabilitasi terlebih dahulu sebelum dikembalikan ke alam liar.

BKSDA Kaltim bekerja sama dengan berbagai organisasi konservasi untuk memastikan orangutan yang terdampak akibat deforestasi dapat diselamatkan dan dikembalikan ke habitat yang lebih aman. Selain itu, program sosialisasi kepada masyarakat juga terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian satwa liar.

Sebagai bagian dari upaya pelestarian orangutan, BKSDA Kaltim juga telah menggelar diskusi kelompok terpumpun (FGD) bersama para penggiat konservasi. Forum ini menjadi wadah bagi para ahli lingkungan untuk berbagi pengalaman dan menyusun strategi dalam menjaga populasi orangutan di Kalimantan Timur.

Kolaborasi antara pemerintah, organisasi konservasi, dan sektor industri diharapkan dapat menghasilkan langkah-langkah konkret dalam melindungi orangutan dan habitatnya.

Terakhir, Ari menegaskan bahwa pelestarian orangutan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh elemen masyarakat.

“Orangutan adalah spesies kunci dalam ekosistem hutan hujan tropis. Jika kita kehilangan mereka, maka keseimbangan hutan juga akan terganggu. Karena itu, upaya perlindungan ini membutuhkan kerja sama dari semua pihak,” pungkasnya.

Kejadian ini semakin menarik perhatian setelah sebuah video yang diunggah akun Instagram @cretivox viral di media sosial. Video tersebut memperlihatkan seekor orangutan yang terlihat kebingungan berjalan di area tambang yang diduga berada di Kabupaten Kutai Timur.

Unggahan ini langsung menuai berbagai komentar dari warganet yang menyatakan keprihatinan mereka terhadap kondisi satwa liar di Indonesia.

“Jahat banget ya manusia. Hutan mereka dihancurkan, terus mereka dibiarkan terlantar begitu saja,” Salah satu warganet dengan akun @benmuwl berkomentar.

“Gimana sih? Kok gak dipindahin ke tempat yang aman? Jangan cuma ngerusak habitatnya tanpa solusi buat mereka!” Akun lainnya, @heyhojey94, menuliskan.

Bahkan, beberapa warganet menandai akun Presiden Prabowo Subianto dan Partai Gerindra, meminta perhatian lebih terhadap perlindungan satwa liar dan pelestarian hutan Kalimantan. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version