Filosofi Tugu Pesut Dekat Jembatan Mahakam, John Martono Tekankan Pentingnya Pelestarian Alam

Tugu Pesut di Dekat Jembatan Mahakam Samarinda. (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Sebuah mahakarya baru kini berdiri megah di tepi Sungai Mahakam, Samarinda. Tugu Pesut, yang baru saja selesai dibangun di dekat Jembatan Mahakam, bukan hanya menjadi ikon estetika baru bagi kota ini, tetapi juga membawa pesan mendalam tentang pentingnya menjaga lingkungan dan semangat untuk terus maju.

Seniman John Martono berbagi cerita tentang gagasan, proses, hingga makna filosofis yang terkandung dalam Tugu Pesut. Pesut Mahakam, mamalia air yang langka dan menjadi ikon Kalimantan Timur, menjadi inspirasi utama dari karya ini.

Ia menegaskan bahwa konsep utama dari tugu ini adalah mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga alam. Pesut Mahakam, yang hanya hidup di sungai-sungai tertentu, termasuk Sungai Mahakam, menjadi penanda kualitas lingkungan yang masih terjaga.

“Konsep patung pesut ini sangat sederhana tapi bermakna dalam. Selama pesut masih ada, itu artinya lingkungan kita masih sehat. Ini adalah pengingat bagi kita semua untuk mencintai dan menjaga lingkungan dengan sepenuh hati,” ujarnya.

Menurutnya, pembangunan tugu ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Kalimantan Timur akan pentingnya konservasi ekosistem, terutama di sekitar Sungai Mahakam. Pesut, sebagai satwa endemik, menjadi representasi harmoni antara manusia dan alam.

Pembangunan Tugu Pesut ini bukanlah proses yang instan. Ide ini telah muncul lebih dari setahun lalu ketika John berdiskusi dengan Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur, Akmal Malik. Keduanya sepakat bahwa Kalimantan Timur membutuhkan sebuah landmark yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga membawa pesan yang kuat bagi masyarakat.

“Diskusi kami tidak hanya soal estetika, tapi juga tentang bagaimana karya ini bisa menjadi inspirasi. Saya ingin Tugu Pesut ini tidak hanya menjadi pajangan, tetapi juga pengingat akan pentingnya energi positif dan cinta lingkungan,” jelas John.

Proses desain hingga pembangunan dilakukan dengan penuh perhitungan. John bekerja sama dengan tim ahli untuk memastikan setiap elemen tugu ini memiliki makna yang mendalam.

Selain pesut sebagai pusat perhatian, ornamen air yang mengelilingi tugu ini juga memiliki pesan simbolis. Air, yang mengalir tanpa henti, melambangkan fleksibilitas, adaptasi, dan semangat untuk terus maju.

“Ornamen air ini bukan sekadar hiasan. Air adalah simbol kehidupan yang terus bergerak. Saya ingin masyarakat Kalimantan Timur mengambil pelajaran dari ini, bahwa fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman,” bebernya.

Meskipun proyek ini berskala besar, John mengaku tidak menemui kendala berarti selama proses pembuatannya. Baginya, setiap karya seni memiliki tantangan tersendiri, tetapi justru itulah yang membuat proses berkarya menjadi lebih bermakna.

“Tidak ada kesulitan yang tidak bisa diatasi. Tantangan selalu ada, tapi sebagai seniman, kita harus mampu menghadapinya dengan kreatif. Setiap karya memiliki karakternya sendiri, dan itu adalah bagian dari perjalanan seni yang saya nikmati,” katanya.

Dengan berdirinya Tugu Pesut, John berharap masyarakat Kalimantan Timur semakin peduli terhadap lingkungan dan terus membawa semangat progresif dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga berharap karya ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai budaya dan alam daerahnya.

“Pesut adalah simbol kehidupan yang harmonis. Jika kita menjaga alam, pesut akan tetap ada. Pesan lain yang ingin saya sampaikan adalah pentingnya energi positif. Pesut itu selalu bergerak, sama seperti masyarakat Kaltim yang harus terus maju tanpa kehilangan nilai-nilai lokalnya,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version