Tenggarong, Kaltimetam.id – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) memberikan tugas berat kepada Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), yaitu menumbuhkan kelompok-kelompok petani muda atau petani milenial yang berperan penting dalam menciptakan regenerasi di sektor pertanian.
Menurut Kepala Distanak Kukar, M Taufik, peningkatan jumlah petani milenial menjadi salah satu fokus utama dalam pengembangan sektor pertanian di daerah ini.
Dengan tantangan yang ada, diharapkan PPL dapat lebih aktif dalam melakukan pembinaan dan pendampingan untuk menarik minat anak muda agar terjun langsung dalam dunia pertanian.
Salah satu pekerjaan rumah (PR) terbesar bagi PPL adalah mengubah pola pikir generasi muda yang cenderung menganggap sektor pertanian sebagai sektor yang tidak menjanjikan masa depan.
Banyak anak muda yang lebih memilih menjadi pegawai negeri atau bekerja di sektor non-pertanian, dengan alasan pertanian dianggap kotor dan tidak menarik.
“Ke depan, kami berharap PPL bisa lebih proaktif dalam mengubah mindset generasi muda. Mereka harus memahami bahwa pertanian bisa menjadi sektor yang sangat menguntungkan dengan kemajuan teknologi dan mekanisasi yang semakin berkembang,” ujarnya.
Penting untuk mengedukasi anak muda bahwa bertani kini tidak lagi identik dengan pekerjaan yang kotor dan keras, melainkan bisa dilakukan dengan cara yang modern dan efisien.
Dengan adanya teknologi pertanian yang semakin canggih, seperti penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan), proses bertani menjadi lebih mudah, cepat, dan menguntungkan.
Untuk menarik minat anak muda, modernisasi sistem pertanian menjadi langkah yang sangat dibutuhkan. Pertanian cerdas (smart farming) yang berbasis pada teknologi kini menjadi salah satu solusi untuk membuat pertanian lebih menarik bagi generasi milenial.
Distanak Kukar mendorong penerapan mekanisasi dalam setiap tahapan pertanian, mulai dari pengolahan lahan, penanaman, hingga panen dan pasca-panen.
Penggunaan alat dan mesin pertanian yang efisien tidak hanya membuat pekerjaan menjadi lebih cepat, tetapi juga dapat meningkatkan hasil pertanian dengan biaya yang lebih rendah.
“Modernisasi pertanian melalui teknologi ini diharapkan dapat menarik minat anak muda yang memiliki kemampuan di bidang teknologi untuk terlibat dalam sektor pertanian,” jelasnya.
Oleh sebab itu, PPL diharapkan menjadi penggerak utama dalam pembentukan dan pembinaan kelompok tani milenial.
Dengan adanya kelompok tani milenial, para petani muda dapat saling bertukar pengalaman, memanfaatkan teknologi bersama, serta saling mendukung dalam mengembangkan usaha pertanian mereka.
“Keberhasilan sektor pertanian di masa depan sangat bergantung pada kemampuan kita dalam menumbuhkan petani milenial. Oleh karena itu, PPL harus mampu mendorong terbentuknya kelompok-kelompok tani yang solid dan siap berinovasi,” tutupnya. (adv/distanakkukar/ady)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id