Samarinda, Kaltimetam.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim) tengah giat berupaya mengatasi permasalahan gagal panen yang disebabkan oleh berbagai bencana alam. Salah satu solusi yang mereka tempuh adalah dengan pembentukan asuransi pertanian di seluruh Kabupaten/Kota di Kaltim.
Inisiatif ini muncul sebagai respons terhadap berbagai bencana seperti kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda wilayah tersebut akibat kemarau baru-baru ini. Dampaknya tak hanya terasa pada petani, namun juga pada hasil panen perkebunan di Kaltim.
“Kita mencontoh Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan NTT. Mereka sudah ada mengadakan asuransi pertanian. Jadi jika ada gagal panen, dapat asuransi,” ungkap Cahyo Kristanto Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana BPBD Kaltim beberapa waktu yangg lalu.
Dengan asuransi pertanian, petani yang mengalami gagal panen akibat bencana dapat mendapatkan kompensasi yang membantu mereka melanjutkan usaha pertanian mereka.
“Kita ingin mendorong adanya inovasi seperti itu. Jadi bukan hanya tindakan penyelamatan jiwa tapi juga memikirkan yang berkaitan setelahnya,” ujar Cahyo.
Lebih lanjut, alasan dibentuknya asuransi pertanian adalah menjaga keberlanjutan sumber lumbung pangan masyarakat yang bertumpu pada sektor pertanian. Di tengah maraknya potensi bencana saat ini, BPBD Kaltim dituntut harus bertindak cepat dan efisien untuk mengatasi situasi darurat.
“Kalau kita menerima informasi bencana, SOP-nya harus kita follow-up ke pimpinan. Sambil kita data atau kaji secepatnya. Siapa yang terdampak dan siapa petugas yang diterjunkan ke lokasi,” imbuhnya.
BPBD bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan saat terjadi peristiwa bencana besar.
Inisiatif pembentukan asuransi pertanian ini adalah langkah berani BPBD Kaltim untuk menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan resiliensi petani di tengah ancaman bencana alam yang semakin kompleks. (adv/bpbdkaltim/ina)