Big Mall Disebut Ikon Samarinda, DPRD Minta Pemulihan Dipercepat dan Rencana Inspeksi Semua Mal Dijalankan

Anggota DPRD Kaltim, Abdul Giaz.

Samarinda, Kaltimetam.id – Pasca insiden kebakaran di Big Mall Samarinda, sorotan tidak hanya tertuju pada aspek teknis dan keselamatan, tetapi juga pada dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan.

Anggota Komisi II DPRD Kaltim, Abdul Giaz, menyampaikan keprihatinannya terhadap masyarakat dan pekerja yang terdampak. Ia menilai Big Mall telah menjadi bagian penting dari denyut kehidupan warga Samarinda, dan pemulihan operasionalnya harus dilakukan secepat mungkin.

“Banyak warga, terutama ibu-ibu, anak muda, sampai pekerja harian yang kehilangan tempat aktivitas. Big Mall bukan sekadar tempat belanja, ini sudah jadi ikon kota. Kalau tutup terlalu lama, dampaknya bukan hanya ekonomi, tapi juga psikologis bagi warga,” ujarnya.

Menurut Giaz, pusat perbelanjaan seperti Big Mall memiliki peran ganda: sebagai pusat ekonomi sekaligus sebagai ruang sosial. Dengan lebih dari seribu pekerja yang menggantungkan nasibnya di sana, gangguan aktivitas operasional berpotensi menambah beban pengangguran dan tekanan sosial. Ia menambahkan, mal lain seperti SCP dan Lembuswana memang masih beroperasi, tetapi skalanya tidak sebesar Big Mall, baik dari sisi pengunjung maupun kapasitas ekonomi.

“Mal lain ada, tapi tidak sekomprehensif Big Mall. Tidak semua tenant bisa langsung pindah. Belum lagi jasa logistik, parkir, makanan, semuanya terhenti. Ini efek domino yang sangat besar,” jelasnya.

Giaz mengatakan DPRD Kaltim melalui Komisi II akan segera memanggil seluruh manajemen pusat perbelanjaan di Samarinda untuk melakukan evaluasi menyeluruh terkait kesiapan dan kelayakan sistem mitigasi bencana. Tujuannya adalah memastikan tidak ada pusat perbelanjaan yang abai terhadap risiko kebakaran maupun bencana lainnya.

“Kami akan gelar rapat dengar pendapat. Tidak hanya Big Mall, tapi semua pengelola mal. Kami ingin tahu kesiapan mereka, bagaimana SOP darurat mereka, pelatihan petugas keamanan, sampai ke jalur evakuasi,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Giaz juga menyarankan agar Pemerintah Kota maupun Pemerintah Provinsi menyiapkan skema bantuan atau fasilitasi bagi para pekerja yang terdampak. Ia berharap, pemulihan Big Mall tidak hanya dilakukan dalam konteks fisik, tetapi juga memperhatikan dampak sosial yang ditimbulkan.

“Kita harus lihat dari semua sisi. Fisik gedung bisa diperbaiki dalam hitungan bulan, tapi psikologis warga dan nasib para pekerja harus ditangani dengan bijak. Jangan sampai mereka dibiarkan menganggur terlalu lama tanpa solusi,” tutupnya. (Adv/DPRDKaltim/SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version