Teror OTK Resahkan Warga Samarinda, Polisi Instruksikan Patroli Permukiman Diperketat

Ilustrasi Orang Tidak Dikenal (OTK). (Foto: Istimewa)

Samarinda, Kaltimetam.id – Ketenangan warga Samarinda terusik dalam sepekan terakhir. Sebuah rekaman CCTV yang beredar di media sosial dan grup WhatsApp menampakkan aksi sekelompok orang tak dikenal (OTK) yang menyasar rumah warga di kawasan Sungai Kunjang. Berjumlah sekitar empat hingga lima orang, para pelaku datang pada siang hari dengan menggunakan sepeda motor tanpa pelat nomor. Wajah mereka tertutup helm dan masker, sementara gerak-geriknya penuh kewaspadaan.

Dalam rekaman itu terlihat, sebagian pelaku mengetuk pintu rumah, sementara lainnya berjaga dan mengamati lingkungan sekitar. Situasi semakin mencurigakan karena rumah yang mereka datangi ternyata dalam kondisi kosong. Alhasil, sekelompok orang tersebut berhasil membobol dan membawa kabur sejumlah barang berharga.

Peristiwa ini segera memantik keresahan. Warga khawatir kejadian serupa bisa menyebar ke kawasan permukiman lain, terlebih karena modus yang dipakai menunjukkan tingkat perencanaan yang matang.

Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, memastikan pihaknya memberi perhatian penuh terhadap keresahan masyarakat ini. Dalam analisa dan evaluasi (Anev) yang digelar bersama jajaran Polresta, Hendri langsung memerintahkan peningkatan patroli di seluruh kawasan permukiman.

“Menangani kejahatan tidak bisa hanya dilimpahkan pada Reskrim. Satuan Binmas harus turun langsung memberi imbauan, sementara Sabhara atau Samapta wajib meningkatkan patroli. Instruksi ini sudah saya sampaikan sejak pagi,” ujarnya.

Ia juga memberi pesan tegas kepada warga agar tidak gegabah menerima tamu asing.

“Kalau ada orang tidak dikenal mengetuk pintu, jangan langsung dibuka. Apalagi kalau di dalam rumah hanya ada perempuan atau anak-anak. Waspada adalah kunci,” katanya.

Dari hasil analisa awal, polisi menilai aksi para pelaku bukanlah spontanitas, melainkan sudah disusun dengan rapi. Penggunaan helm, masker, serta motor tanpa nomor polisi merupakan cara sistematis untuk menyembunyikan identitas dan menghindari rekaman kamera pengawas.

“Pasti terencana. Mereka tahu CCTV sudah tersebar di banyak titik. Karena itu, mereka menutupi identitas dan memilih sasaran dengan cermat. Ini yang membuat masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan,” jelasnya.

Polisi kini terus menelusuri rekaman CCTV serta mengumpulkan keterangan warga sekitar untuk mengidentifikasi para pelaku. Hendri menegaskan, proses penyelidikan berjalan paralel dengan langkah pencegahan di lapangan.

Dalam kesempatan yang sama, Kapolresta Samarinda menekankan pentingnya kembali mengaktifkan sistem keamanan lingkungan (Siskamling). Menurutnya, ronda malam dan pos jaga warga masih menjadi solusi efektif untuk menekan angka kriminalitas di kawasan permukiman.

“Pencegahan harus dimaksimalkan. Siskamling harus benar-benar dihidupkan kembali. Polisi tidak bisa bekerja sendiri, partisipasi masyarakat sangat menentukan,” tegasnya.

Fenomena teror OTK ini menjadi alarm bagi keamanan perkotaan. Kejahatan kini tidak lagi menyasar ruang publik semata, tetapi juga menargetkan rumah-rumah warga. Dengan kombinasi patroli kepolisian, pemantauan CCTV, dan aktifnya kembali Siskamling, diharapkan ruang gerak pelaku semakin terbatas.

“Kami akan terus memperkuat patroli, melakukan penyelidikan, dan menangkap para pelaku. Namun, yang paling penting adalah kerja sama dengan masyarakat. Jangan takut melapor bila ada aktivitas mencurigakan,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id