Samarinda, Kaltimetam.id – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM (Disperindagkop dan UMKM) Kaltimantan Timur memastikan ketersediaan bahan pokok masih tercukupi hingga awal tahun 2023. Perkiraan harga jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) juga diprediksi relatif stabil.
“Jadi kami rutin melakukan pemantauan harga serta stok untuk barang pokok dan penting, seperti beras, jagung, kedelai, minyak goreng, daging dan sebagainya. Untuk kondisi terakhir harga masih relatif stabil. Artinya, belum ada gejolak kenaikan harga yang signifikan,” ucap Kepala Disperindagkop Kaltim M Sa’duddin.
Menukil data Disperindagkop Kaltim per 12 Desember 2022, ketersediaan bahan pokok dan penting dari 16 komoditi di 10 Kabupaten/Kota masih tercukupi. Diprediksi rata-rata bahan pokok dan penting bisa bertahan hingga dua bulan mendatang.
“Untuk data yang kami peroleh ada yang bisa bertahan hingga 1,5 hingga 4 bulan mendatang. Artinya masih terjamin untuk kebutuhan Nataru ini,” imbuhnya.
Terkait lonjakan harga, berdasarkan pantauan lapangan Diseperidagkop Kaltim, beberapa komoditas juga tidak mengalami kenaikan harga. Bahkan dalam dua pekan terakhir beras kualitas medium sempat mengalami penurunan harga. Sebab, ketersediaannya masih mencukupi.
“Belum (ada kenaikan harga), masih relatif standar. Dalam dua minggu ini malah ada yang turun, contohnya beras medium jika dibandingkan yang sebelumnya, tapi memang ada yang naik (harga) sedikit, ada yang naik sekitar 2 persen. Kami perkirakan mudah-mudahan tidak ada (kenaikan harga signifikan), kami juga selalu koordinasi dengan Kabupaten/Kota untuk pemantauan harga,” terangnya.
Dalam menjaga kestabilan harga pangan di Kaltim menjelang Nataru, Disperindagkop juga menggandeng kerjasama dengan para distributor. Para distributor diminta transparan dan turut menjaga kestabilan stok bahan pangan Kaltim. Daerah produksi bahan pangan juga turut dipantau, hal itu sebagai langkah awal untuk mengantisipasi jika daerah produksi mengalami hambatan.
“Untuk pengiriman dari daerah lain juga masih aman. Memang Sebagian besar kita disuplai daerah lain, seperti beras berasal dari Sulawesi dan Jawa Timur, walaupun ada beberapa dari daerah lokal Kaltim juga. Tim kami juga ada yang mengecek ke daerah penyuplai untuk mengecek hambatan di daerah asal untuk memperkirakan dan menjaga agar aman serta bisa mencari alternatif jika ada hambatan,” tukasnya. (Dys/Dra)