SPPG Klarifikasi Soal MBG di SMAN 13 Samarinda Disebut Berbau Tak Sedap dan Ada Ulat di Sayur

Dapur tempat pengolahan makanan bergizi gratis yang dikelola SPPG untuk siswa SMAN 13 dan SMAN 2 Samarinda. (Foto: Ree/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Beberapa hari terakhir, media sosial di Samarinda ramai dengan unggahan yang menyebut adanya Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN 13 Samarinda yang berbau tidak sedap dan bahkan ditemukan ulat pada sayuran. Informasi tersebut cepat menyebar dan memicu keresahan di kalangan siswa maupun orang tua, karena program yang digadang-gadang pemerintah untuk menunjang gizi pelajar justru dikhawatirkan menurunkan kualitas kesehatan.

Merespon isu yang berkembang, pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sungai Pinang Mugirejo 2 selaku penyedia makanan segera memberikan klarifikasi.

Kepala SPPG, Zidan Ramadhan Sofyan, menegaskan bahwa pihaknya tidak menutup mata atas laporan tersebut. Ia mengakui adanya kelemahan, khususnya pada pengawasan bahan baku yang diterima dari supplier.

“Diduga adanya kenakalan dari supplier yang mencampurkan antara ayam yang segar dan ayam yang kurang segar,” kata Zidan, Rabu (24/9/2025).

Ia menjelaskan bahwa menu yang disiapkan pada hari itu adalah ayam asam manis. Seharusnya ayam digoreng terlebih dahulu, namun karena kesalahan teknis ayam hanya direbus sebelum dicampur dengan saus. Proses yang tidak sesuai prosedur ini diduga juga menjadi penyebab bau tidak sedap setelah makanan didinginkan dan disimpan beberapa jam.

“Yang seharusnya ayamnya digoreng, namun pada saat itu ayamnya hanya direbus sebelum dicampur dengan saus sehingga memungkinkan itu menjadi salah satu penyebabnya,” jelasnya.

Selain lauk ayam, muncul pula laporan adanya ulat dalam sayuran. Zidan menegaskan bahwa temuan itu bukan belatung dari makanan busuk, melainkan ulat sayur alami yang muncul karena bahan yang digunakan bebas pestisida.

Menurutnya, kondisi itu justru bisa menjadi indikator sayuran sehat, meski ia tidak menampik ada kelalaian dalam proses pencucian dalam jumlah besar sehingga ulat bisa lolos.

“Itu merupakan ulat sayur bukan belatung atau dari makanan busuk. Kalau terkait dengan ulat sayur tadi bisa dikatakan kalau ulat dalam sayur itu menandakan sayur itu anti dari pestisida,” imbuhnya.

Meski mendapat sorotan, pihak SPPG Sungai Pinang Mugirejo 2 membantah keras tudingan bahwa makanan yang dibagikan sudah basi.

Ia memastikan nasi tetap dalam kondisi baik, dan persoalan hanya terjadi pada lauk ayam. Bahkan, di hari yang sama, pihaknya juga menyalurkan makanan ke SMAN 2 Samarinda tanpa ada keluhan serupa.

Dalam kesempatan itu pula, Zidan beserta tim SPPG Sungai Pinang Mugirejo 2 menyampaikan permohonan maaf kepada siswa, orang tua, dan pihak sekolah.

Ia menegaskan bahwa SPPG akan memperketat seleksi bahan baku, khususnya ayam, serta memperkuat SOP dapur agar proses persiapan dan distribusi makanan berjalan lebih teliti.

“Kami mohon maaf atas kelalaian. Ke depan, barang yang masuk akan kami sortir dengan lebih ketat agar tidak ada lagi kasus serupa. Intinya, makanan yang kami sajikan tetap dalam kondisi layak makan,” pungkasnya. (REE)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version