Sopir Keluhkan Sepinya Terminal Sungai Kunjang, Penumpang Lebih Nyaman di Jalan APT Pranoto

Kondisi terkini di Terminal Bayangan di Jalan APT Pranoto Samarinda Seberang. (Foto: Siko/Kaltimetam.id)

Samarinda, Kaltimetam.id – Terminal Sungai Kunjang, yang semestinya berfungsi sebagai simpul transportasi antarkota antarprovinsi (AKAP) di Samarinda, kini semakin ditinggalkan penumpang.

Untuk bepergian ke Balikpapan dan kota sekitarnya, masyarakat justru lebih memilih naik dari terminal bayangan di kawasan Jalan APT Pranoto, Kecamatan Samarinda Seberang.

Fenomena ini memperlihatkan persoalan klasik yaitu ketika fasilitas terminal resmi terbatas, masyarakat mencari alternatif yang lebih praktis dan nyaman.

Seorang Supir Bus, Mistoadi, sekaligus Ketua RT Kelurahan Sungai Kledang Kecamatan Samarinda Seberang, mengungkapkan bahwa keberadaan terminal bayangan menjadi solusi tak terelakkan. Fasilitas yang ada di sekitar Jalan APT Pranoto jauh lebih memadai dibanding Terminal Sungai Kunjang.

“Kalau di Terminal Sungai Kunjang minim fasilitas, penumpang jadi malas menunggu di sana. Sementara di APT Pranoto lengkap, ada penitipan kendaraan, warung makan, toko kelontong, sampai toilet,” ujarnya.

Menurut Mistoadi, kenyamanan menjadi faktor utama penumpang. Di terminal bayangan, penumpang dapat menunggu dengan tenang, sementara sopir bus juga merasa lebih aman karena ada dukungan warga sekitar.

Kondisi terminal resmi yang semakin sepi berdampak besar pada operasional armada. Mistoadi menjelaskan, agar bisa berangkat, setiap bus minimal harus mengangkut 15 penumpang. Jika jumlah tidak terpenuhi, maka penumpang dialihkan ke bus berikutnya, sementara armada yang kosong terpaksa kembali menunggu.

“Makanya banyak penumpang lebih memilih langsung naik di Jalan APT Pranoto. Tidak perlu menunggu lama, dan bus pun bisa segera jalan,” jelasnya.

Pola pergerakan bus pun sudah mengarah ke jalur tersebut. Setelah berangkat dari Terminal Sungai Kunjang, bus biasanya berhenti di simpang tiga Jalan Untung Suropati–Jalan Ir Sutami, sebelum akhirnya masuk ke Jalan APT Pranoto. Titik terakhir ini justru paling ramai dan menjadi lokasi favorit penumpang.

“Kalau di APT Pranoto, penumpang dari pusat kota langsung naik di sini. Pola semacam ini terjadi juga di banyak kota lain di Indonesia,” tambahnya.

Meski ramai diminati, operasional terminal bayangan tidak sesuai aturan. Pemerintah daerah melalui tim gabungan Satpol PP Provinsi Kaltim, Dishub Kaltim, dan Dishub Samarinda sudah turun tangan melakukan monitoring di Jalan APT Pranoto.

Langkah itu ditempuh setelah adanya laporan masyarakat melalui aplikasi Si Pintar. Warga menilai aktivitas terminal bayangan meresahkan karena menimbulkan kemacetan serta mengganggu ketertiban lalu lintas.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa keberadaan terminal bayangan justru menjawab kebutuhan masyarakat yang merasa kurang terlayani di terminal resmi.

Mistoadi berharap pemerintah tidak hanya melakukan penertiban, tetapi juga menghadirkan solusi nyata. Ia menegaskan, masyarakat pasti akan kembali menggunakan terminal resmi bila fasilitasnya diperbaiki.

“Kalau memang tidak boleh lagi di jalan, tolong fasilitas terminal resmi diperbaiki dulu. Penumpang pasti mau ke sana kalau merasa nyaman,” tegasnya.

Ia bahkan menyinggung masalah keamanan di terminal resmi.

“Di sini (terminal bayangan), penitipan kendaraan memang berbayar tapi aman. Di terminal resmi, bahkan motor kru bus pernah hilang,” pungkasnya. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version