Samarinda, Kaltimetam.id – Samsung Electronics kembali menegaskan posisinya sebagai pemimpin inovasi teknologi dengan memperkenalkan Galaxy S25 dalam ajang Galaxy Unpacked 2025 di San Jose, Amerika Serikat.
Perangkat terbaru ini hadir dengan teknologi multimodal AI, yang memungkinkan interaksi lebih intuitif dan alami dengan pengguna.
Seiring dengan peluncuran ini, Samsung juga mengungkap hasil riset terbaru yang dilakukan bersama Symmetry Research, yang menunjukkan bahwa penggunaan AI mobile meningkat drastis dalam enam bulan terakhir. Dari hanya 16% pada Juli 2024, kini 27% konsumen aktif menggunakan AI di perangkat seluler mereka.
Namun, meski tren adopsi AI terus berkembang, penelitian juga menemukan berbagai tantangan. Sebanyak 56% konsumen masih ragu akan manfaat nyata AI dalam kehidupan sehari-hari, sementara 85% merasa belum percaya diri dalam menggunakannya secara maksimal. Selain itu, 90% konsumen mengkhawatirkan privasi dan keamanan data mereka saat menggunakan teknologi berbasis AI.
Galaxy S25 dan Era Baru Multimodal AI
Dalam menghadirkan pengalaman AI yang lebih canggih, Samsung memperkenalkan konsep multimodal AI yang dapat memahami dan mengolah berbagai jenis input termasuk suara, teks, dan gambar secara simultan. Teknologi ini membuat AI lebih natural dan kontekstual dalam membantu pengguna, menjadikan interaksi dengan perangkat lebih cepat dan efisien.
Menurut Jay Kim, Executive Vice President and Head of Customer Experience Office, Samsung Mobile eXperience, pendekatan ini bertujuan untuk meminimalkan langkah input dan memaksimalkan output, sehingga pengguna bisa mendapatkan solusi lebih cepat dan mudah.
“Kami terus mempelajari bagaimana konsumen menggunakan smartphone mereka dan mengidentifikasi berbagai kasus penggunaan bersama mitra teknologi kami. Dengan begitu, kami dapat menghadirkan pengalaman terbaik yang benar-benar relevan bagi pengguna,” ujar Jay Kim.
Kolaborasi Samsung, Google, dan Qualcomm untuk AI yang Lebih Cerdas
Dalam ajang Galaxy AI Tech Forum yang berlangsung pada 23 Januari 2025, Samsung menggandeng para pemimpin industri, termasuk Google, Qualcomm, Symmetry Research, dan TECHnalysis, untuk membahas masa depan AI mobile.
Melalui kolaborasi ini, Samsung memastikan bahwa AI yang dikembangkan tidak hanya lebih pintar, tetapi juga lebih mudah diakses dan digunakan oleh semua orang.
“AI harus menjadi alat yang memudahkan kehidupan, bukan sekadar teknologi yang sulit diakses. Dengan pendekatan berbasis Large Language Model (LLM), kini AI bisa memahami bahasa manusia dengan lebih alami, tanpa harus bergantung pada perintah kaku,” ujar Sameer Samat, President of Android Ecosystem, Google.
Keamanan dan Privasi Jadi Fokus Utama
Meningkatnya penggunaan AI juga membawa tantangan baru, terutama dalam hal privasi dan keamanan data. Oleh karena itu, Samsung menghadirkan pendekatan hybrid AI, yang menggabungkan on-device AI dan on-cloud AI.
Teknologi on-device AI memungkinkan pengguna mengakses AI secara langsung di perangkat tanpa bergantung pada koneksi internet, sehingga data tetap terjaga dengan lebih aman. Jika pada Galaxy S24 hanya tersedia enam fitur AI berbasis perangkat, kini Galaxy S25 menghadirkan sembilan fitur AI yang lebih canggih dan responsif.
Selain itu, Samsung juga bekerja sama dengan Qualcomm untuk mengoptimalkan prosesor Galaxy S25 agar AI dapat bekerja lebih cepat dan mulus, memberikan pengalaman yang semakin personal bagi pengguna.
“Kami ingin AI tidak hanya menjadi fitur tambahan, tetapi benar-benar menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari pengguna. Dengan Galaxy S25, interaksi dengan asisten AI kini lebih natural, seolah berbicara dengan seseorang yang memahami kebutuhan kita,” ujar Christopher Patrick, Senior Vice President & General Manager of Mobile Handset, Qualcomm Technologies, Inc.
AI yang Lebih Personal dan Mudah Diakses
Salah satu fitur unggulan Galaxy S25 adalah integrasi AI yang semakin mendalam dengan antarmuka pengguna. Misalnya, kini pengguna bisa mengakses Gemini AI hanya dengan menekan lama tombol samping.
Konsep ini, menurut Bob O’Donnell dari TECHnalysis, merupakan langkah besar menuju pengalaman AI yang lebih intuitif.
“Selama ini, banyak inovasi AI yang terlihat menarik, tetapi masih sulit diakses oleh pengguna biasa. Dengan pendekatan baru ini, Samsung berhasil menghadirkan AI yang lebih sederhana dan alami, sehingga dapat digunakan secara luas oleh masyarakat,” ungkap Bob O’Donnell.
Selain itu, Samsung juga terus memperluas ekosistem AI di seluruh lini produknya, mulai dari smartphone hingga perangkat rumah pintar.
“AI mobile memiliki potensi besar untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi. Kami ingin memastikan bahwa inovasi ini benar-benar membawa manfaat nyata bagi pengguna, bukan hanya sekadar fitur tambahan yang jarang digunakan,” tambah Jay Kim.
Dengan peluncuran Galaxy S25, Samsung semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin dalam pengembangan AI mobile. Teknologi multimodal AI, hybrid AI, dan integrasi mendalam dengan ekosistem perangkat menjadi kunci utama dalam menghadirkan pengalaman yang lebih cerdas dan relevan bagi pengguna.
Meski masih ada tantangan dalam adopsi AI, Samsung berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi yang aman, mudah digunakan, dan benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
“Kami percaya bahwa AI seharusnya menjadi solusi, bukan sekadar fitur. Melalui Galaxy S25, kami membawa pengalaman AI yang lebih intuitif, efisien, dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna sehari-hari,” tutup Jay Kim. (SIK)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id