Rektor UNTAG Samarinda Siap Tindak Tegas Insiden Ospek Militer, Oknum Pengospek Terancam Skorsing

Universitas 17 Agustus 1945 Kota Samarinda. (Foto: Istimewa)

Samarinda, Kaltimetam.id – Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Samarinda tengah menjadi sorotan publik setelah munculnya video viral yang menunjukkan dugaan perpeloncoan dalam kegiatan ospek mahasiswa baru Fakultas Pertanian. Video tersebut memperlihatkan sejumlah mahasiswa baru yang dipaksa berjalan melewati parit berlumpur sambil diteriaki oleh senior mereka, memicu gelombang kritik dan kecaman di media sosial.

Menanggapi hal tersebut, Rektor UNTAG Samarinda, Marjoni Rahman, dengan tegas menyatakan bahwa pihaknya tidak akan tinggal diam. Tim investigasi khusus telah dibentuk untuk menyelidiki insiden tersebut, dan para pelaku yang terbukti bersalah terancam sanksi skorsing minimal satu semester.

Dalam pernyataannya pada Sabtu (28/09/2024) pagi, Rektor Marjoni Rahman memastikan bahwa investigasi menyeluruh akan segera dilakukan untuk mengungkap siapa saja yang terlibat dalam aksi tidak terpuji tersebut.

Melalui pesan singkat yang disampaikan kepada wartawan via WhatsApp, ia menegaskan komitmennya untuk mengambil langkah-langkah tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat.

“Betul sekali, tim investigasi akan menelusuri siapa saja yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Sanksinya minimal adalah skorsing satu semester,” ujar Marjoni.

Ia menambahkan bahwa tindakan keras ini diambil sebagai bentuk tanggung jawab universitas dalam menjaga integritas dan moralitas kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB), yang seharusnya menjadi momen positif bagi mahasiswa untuk mengenal lingkungan kampus dan mengembangkan diri.

Video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan sekelompok mahasiswa baru yang diduga menjadi korban perpeloncoan saat ospek. Dalam rekaman tersebut, mahasiswa baru terlihat berjalan di atas parit berlumpur sambil diteriaki dan diintimidasi oleh senior yang sedang mengawasi kegiatan tersebut. Insiden ini terjadi pada Rabu (25/09/2024) sore, tepat di samping kampus Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Samarinda.

Kejadian ini sontak memicu reaksi keras dari masyarakat, terutama di kalangan netizen yang mengecam tindakan tersebut. Banyak yang menyayangkan bahwa di era modern ini, praktik ospek dengan unsur kekerasan dan intimidasi masih terjadi di institusi pendidikan.

Beberapa komentar di media sosial menyebut peristiwa tersebut sebagai bentuk penyalahgunaan wewenang oleh senior, dan mempertanyakan pengawasan pihak universitas terhadap kegiatan yang melibatkan mahasiswa baru.

Menyikapi viralnya insiden ini, pihak UNTAG Samarinda bergerak cepat dengan membentuk tim investigasi independen yang bertugas untuk menyelidiki secara mendalam kasus tersebut. Tim ini diharapkan dapat bekerja dengan cepat dan objektif dalam mengumpulkan fakta serta bukti yang ada di lapangan, termasuk memeriksa semua pihak yang terlibat dalam kegiatan PKKMB di Fakultas Pertanian.

Rektor Marjoni Rahman menegaskan bahwa universitas tidak akan memberikan toleransi terhadap setiap tindakan yang melanggar aturan, terutama yang berkaitan dengan perlakuan tidak manusiawi terhadap mahasiswa baru.

“Kami akan menindak tegas siapa pun yang terbukti bersalah. Universitas memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan seluruh mahasiswa, terutama para mahasiswa baru yang masih dalam tahap adaptasi,” tegasnya.

Selain langkah-langkah investigatif, UNTAG Samarinda juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan PKKMB untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang. Rektor Marjoni menyebutkan bahwa PKKMB seharusnya menjadi wadah pengembangan diri, pengenalan lingkungan kampus, serta ajang pembentukan karakter positif bagi mahasiswa baru, bukan ajang kekerasan atau penindasan.

“Kami akan melakukan evaluasi total terhadap seluruh rangkaian PKKMB di semua fakultas. Seluruh kegiatan yang bersifat kekerasan, intimidasi, atau tidak sesuai dengan norma pendidikan akan segera dihentikan. Kami ingin memastikan bahwa setiap mahasiswa baru mendapatkan pengalaman yang baik dan positif saat mereka memulai kehidupan akademik di kampus ini,” jelas Marjoni.

Ia juga menekankan pentingnya pelibatan lebih aktif dari pihak dosen dan tenaga kependidikan dalam memantau jalannya kegiatan PKKMB, untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan wewenang oleh senior yang dapat merugikan mahasiswa baru.

“Kami akan memperketat pengawasan, terutama dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan interaksi langsung antara senior dan mahasiswa baru. Pengawasan ini penting untuk menjaga agar kegiatan berlangsung sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh universitas,” tekannya.

Dengan langkah-langkah tegas yang telah diambil, UNTAG Samarinda berharap kegiatan PKKMB dapat kembali ke jalur yang semestinya dan berfungsi sesuai dengan tujuan awalnya, yaitu sebagai ajang pengenalan lingkungan kampus yang mendidik, membangun, dan menginspirasi mahasiswa baru. Universitas juga berharap agar insiden yang terjadi ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak agar lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam menjalankan setiap kegiatan kampus.

“Kami ingin agar PKKMB menjadi pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat bagi setiap mahasiswa baru. Melalui evaluasi dan perbaikan yang kami lakukan, kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi seluruh mahasiswa,” kata Marjoni.

Lebih lanjut, universitas juga mengimbau para senior untuk tidak menyalahgunakan posisi mereka dalam organisasi kampus, melainkan menjadi teladan yang baik bagi para junior.

“Mahasiswa senior harus menjadi contoh yang baik, menginspirasi juniornya untuk menjadi pribadi yang disiplin, berintegritas, dan berjiwa sosial tinggi. Itulah esensi dari kegiatan-kegiatan seperti PKKMB,” tutup Marjoni. (SIK)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id