Ratusan Penyuluh Pertanian Kukar Dibekali Pelatihan Pertanian Ramah Lingkungan

Suasan pelaksanaan penyuluhan pertanai swadaya. (Foto: Istimewa)

Tenggarong, Kaltimetam.id – Sebanyak 109 Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) dari seluruh wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini dibekali dengan ilmu pertanian berbasis bahan olah ramah lingkungan.

Pelatihan ini diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar (Distanak Kukar) bekerja sama dengan UPTD Balai Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) serta Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur.

Kegiatan ini berlangsung selama dua tahap, dimulai dari tanggal 4 hingga 8 November dan dilanjutkan pada 11 hingga 15 November 2024.

Pelatihan yang diadakan di UPTD BPPSDMP Kaltim tersebut bertujuan untuk memperkuat peran PPS dalam mempromosikan pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di wilayahnya masing-masing.

Kepala Distanak Kukar, M Taufik menyampaikan harapan besar atas terselenggaranya pelatihan ini. Ia menekankan bahwa melalui peningkatan kompetensi para PPS, mereka diharapkan mampu menjadi fasilitator, inisiator, motivator, serta agen perubahan.

Para PPS diminta mampu menggerakkan para petani di daerah masing-masing untuk mengadopsi teknik-teknik pertanian yang tidak hanya produktif, tetapi juga berwawasan lingkungan.

“Dengan pelatihan ini, kami berharap PPS mampu menjadi penggerak yang membantu petani meningkatkan hasil pertanian mereka secara berkelanjutan, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” ungkap Taufik, Jumat (8/11/2024)

“PPS harus bisa menjadi inspirator di daerahnya, sehingga masyarakat tani tidak hanya memikirkan hasil panen, tapi juga dampak terhadap alam,” sambungnya.

Selama pelatihan, para peserta diajarkan berbagai teknik dasar hingga lanjutan dalam mengelola lahan pertanian yang ramah lingkungan.

Mereka dibekali ilmu tentang penggunaan bahan-bahan organik lokal yang dapat diolah menjadi pupuk kompos, pupuk kandang, serta pestisida alami.

Teknik ini dinilai lebih aman bagi ekosistem dibandingkan dengan penggunaan bahan kimia sintetis yang umum digunakan oleh petani.

Selain itu, peserta juga dilatih untuk mengembangkan pupuk organik cair dan biopestisida yang dapat diproduksi mandiri oleh petani.

Hal ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan petani pada bahan kimia, sehingga biaya produksi dapat ditekan, sementara kualitas tanah dan tanaman tetap terjaga.

“Ini adalah upaya untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan bahan kimia dalam jangka panjang. Dengan pupuk dan pestisida organik, tanah bisa lebih subur dan tanaman lebih sehat,” terang Taufik. (adv/distanakkukar/ady)

Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id

Exit mobile version