Tenggarong, Kaltimetam.id – Pelatihan pertanian ramah lingkungan yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Kartanegara (Distanak Kukar) memberikan banyak manfaat bagi para Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) dari seluruh wilayah Kutai Kartanegara.
Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan keterampilan para PPS dalam mendampingi petani di daerahnya masing-masing.
Terutama dalam menerapkan metode pertanian berkelanjutan yang mengedepankan penggunaan bahan alami dan mengurangi ketergantungan pada bahan kimia.
Salah satu peserta pelatihan, Nurul Huda, PPS dari Kecamatan Muara Jawa, menyatakan bahwa pelatihan ini memberikan berbagai wawasan baru yang dapat ia bagikan kepada para petani di desanya.
Ia merasa lebih siap untuk menjadi fasilitator dan mentor bagi petani dalam menerapkan teknik-teknik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat. Kami diajarkan banyak hal tentang cara bertani yang memanfaatkan bahan alami, mulai dari pembuatan pupuk kompos hingga pengendalian hama dengan pestisida organik,” katanya.
“Saya harap ini bisa menjadi awal dari perubahan ke arah pertanian berkelanjutan di desa saya,” ujar Nurul penuh semangat.
Dalam pelatihan ini, para peserta dibekali dengan berbagai pengetahuan dasar hingga teknik-teknik pertanian berkelanjutan yang dapat diaplikasikan langsung oleh petani di lapangan.
Beberapa materi utama yang diberikan meliputi pembuatan pupuk kompos, pemanfaatan pupuk cair organik, serta metode pengendalian hama yang tidak berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Peserta juga diajarkan teknik pembuatan biopestisida dari bahan alami yang mudah ditemukan di sekitar, seperti daun mimba, bawang putih, cabai, dan tembakau.
Teknik ini diharapkan mampu menekan penggunaan pestisida kimia yang umumnya tidak hanya merusak tanaman, tetapi juga berdampak pada kesehatan tanah dan ekosistem di sekitarnya.
Selain itu, para PPS juga dilatih untuk mendampingi petani dalam mengelola lahan secara efektif, termasuk memanfaatkan sisa-sisa panen atau limbah pertanian lainnya sebagai pupuk organik.
Hal ini bertujuan untuk mendukung praktik pertanian tanpa limbah (zero waste) yang lebih efisien dan ekonomis. (adv/distanakkukar/ady)
Dapatkan informasi terbaru dan terkini di Instagram @Kaltimetam.id